Friday, November 28, 2014

Foto Berwarna Pertempuran Stalingrad

  Sebuah brifing kecil yang dilakukan di padang stepa Kalmuck antara seorang Kompaniechef (komandan kompi) berpangkat Oberleutnant (kiri) dengan bawahannya, Zugführer (komandan peleton) berpangkat Leutnant. Foto ini diambil tanggal 21 Juni 1942 dan mereka merupakan bagian dari 6. Armee yang sedang melakukan ofensif ke arah Volga/Stalingrad. Di awal-awal gerak majunya pasukan Jerman tidak menemui perlawanan yang berarti karena, belajar dari pertempuran pada tahun sebelumnya, STAVKA (Komando Tinggi Angkatan Bersenjata Uni Soviet) mempersiapkan pasukan terbaik mereka untuk ofensif balasan di musim dingin dan tidak terjebak pada perangkap pengepungan yang dipersiapkan oleh Wehrmacht


Pendeta Wehrmacht (Kriegspfarrer) Dr. Alois Beck di bulan September 1942, di hari-hari sebelum Pertempuran Stalingrad yang membawa bencana. Alois bertugas sebagai pendeta di front depan untuk Infanterie-Regiment 257/297.Infanterie Division/LI.Armeekorps/6.Armee/Heeresgruppe Süd, dan menghabiskan sebagian besar hari-harinya dengan memberikan pengharapan kepada prajurit yang terluka serta menuliskan surat yang akan dikirimkan ke kampung halaman mewakili mereka. Dr. Beck meyakini bahwa 'dari tiga cabang Wehrmacht, Angkatan Darat (Heer) adalah yang paling sedikit mendapat pengaruh ideologi Nasional-Sosialisme'. Kurang dalam jangka waktu enam bulan setelah foto ini diambil, Alois tertangkap pasukan Soviet di Stalingrad. Dia beruntung kemudian bisa kembali pulang ke Jerman dan menuliskan pengalaman perangnya dalam sebuah buku berjudul "Bis Stalingrad"


   Dua orang perwira Jerman berkomunikasi menggunakan Feldtelefon (telepon lapangan) di sebuah posisi pertahanan di dekat Stalingrad, musim gugur tahun 1942. Dari kiri ke kanan: Oberst Moritz von Drebber (Kommandeur Infanterie-Regiment 523 / 297.Infanterie-Division) dan Hauptmann Bender. Pada bulan Oktober 1942, resimen pimpinan Drebber berganti nama menjadi Grenadier-Regiment 523. Von Drebber sendiri naik pangkat menjadi Generalmajor pada tanggal 1 Januari 1943, dan pada tanggal 22 Januari 1943 dia ditunjuk menjadi Komandan 297. Infanterie-Division yang baru, menggantikan General der Artillerie Max Pfeffer. Hanya berselang tiga hari kemudian, Drebber dan pasukannya menyerah kepada Tentara Merah di neraka Stalingrad! Foto ini diambil oleh Alois Beck


Angkatan Udara Rumania dilengkapi dengan 50 buah pesawat Messerschmitt Bf 109E, 12 buah Bf 109G, dan beberapa IAR 80 serta pemburu PZL. Dari jumlah ini, lebih dari 60% menjadi korban pertempuran di wilayah udara Rusia dan Rumania. Secara total, Corpul Aerian (Komando Udara Rumania) mencakup pula Flotila 2 vanataori, dimana terdapat delapan unit pemburu (masing-masing dilengkapi oleh 10-12 pesawat). Tiga dari unit ini - yaitu Escadrile 56, 57 dan 58 - mendapat alokasi Bf 109E seperti yang ada dalam foto ini, yang diambil di sebuah lapangan udara di sekitar Stalingrad pada tahun 1942. Pesawat Rumania satu ini, Bf 109E-7, No 64, WNr704 "Nella", adalah bekas Luftwaffe yang sebelumnya bertugas di Erganzungstaffel  JG 52. Sebagai pilotnya adalah Adjutantul aviator Tiberiu Vinca. Sebagai penanda pribadi, dia memasang tulisan  'BUCURESTI-MOSCOVA' (Bukharest-Moskow) di bagian bawah kokpit. Selain itu, terdapat pula monogram 'Nella' yang terlihat di bagian kuning dari pesawat, yang merupakan nama kekasih tercintanya. Pada saat foto ini dibuat, Vinca baru mencatat lima kemenangan udara. Dia akan menambah beberapa lagi sampai total 15 kemenangan, sebelum gugur tanggal 13 Maret 1944 di atas wilayah udara Rumania. Ironisnya, pesawatnya ditembak bukan oleh pesawat musuh, melainkan oleh gunner Heinkel He 111 Luftwaffe yang menyangkanya sebagai pilot Rusia!


 Foto yang tidak biasa dari Perang Dunia II: Para pilot dari pesawat pembom Heinkel He 111 (II.Gruppe / Kampfgeschwader 27 "Boelcke") ini beramai-ramai melaksanakan upacara pemakaman secara simbolis, entah dengan tujuan apa! Di peti mati yang dibakar tersebut terdapat tulisan "Dein leben - dein gewinn" (hidupmu, hadiahmu) dan "Mich auch" (aku juga). Foto di atas diambil di lapangan udara Tatsinskaya, Stalingrad, musim gugur 1942 oleh Siegfried Lauterwasser


Salah satu kelompok penyerbu Jerman dari 113. Infanterie-Division, yang didukung oleh StuG III Ausf.F dari Sturmgeschütz-Abteilung 244, beristirahat sebentar sebelum meneruskan membereskan sisa-sisa tentara Rusia yang masih bertahan di reruntuhan pabrik traktor “Dzershinzky" Stalingrad (Stalingradski traktorni zavod im. F.E. Dzerzhinskogo), tanggal 15 Oktober 1942. Salah satu titik paling panas dalam Pertempuran Stalingrad adalah pabrik traktor tersebut, yang sebelum kepungan bertanggungjawab atas produksi 50% tank T-34 Soviet yang diterjunkan ke garis depan. Dalam serangan terkoordinasi yang dilancarkan dari tanggal 14 Oktober 1942, tidak kurang dari lima divisi Wehrmacht - lebih dari 90.000 orang, 2.000 senjata artileri, 300 tank, dan gelombang demi gelombang pesawat Stuka - yang diterjunkan untuk menghancurkan dua titik utama perlawanan Rusia yang membentang selebar ± 3,2 kilometer: pabrik Dzershinzky dan Barrikady. Serangan masif tersebut diawali oleh bombardir darat dan udara yang berlangsung selama 1,5 jam, yang meluluhlantakkan segala sesuatu dalam jarak 100 meter dari front terdepan. Meskipun terlihat sebagai sebuah serangan kolosal dengan begitu banyak elemen yang terlibat, penyerbuan Jerman tersebut sebenarnya tidak lebih dari penggambaran tour de force secara teknis daripada sekedar sebuah godam pendobrak. Sebagai contoh, pihak penyerang telah mempersiapkan dengan cermat segala sesuatunya terlebih dahulu, termasuk mendata satu persatu pos pertahanan Rusia yang tersebar di sekitar lingkungan pabrik tersebut melalui penyadapan kode radio musuh, yang diikuti dengan pentargetan untuk dihancurkan sesegera mungkin. Kecermatan khas Jerman ini kemudian membawa hasil, karena dengan cepat semua titik perlawanan berhasil dilumpuhkan melalui pemboman edan-edanan oleh artileri dan pesawat udara. Meskipun Tentara Merah yang bertahan melakukan perlawanan secara heroik dan gagah berani - sehingga mampu mematahkan gelombang serangan pertama yang datang sehingga mengejutkan pihak Jerman yang menyangka tidak akan ada yang mampu bertahan dari pembombardiran serbesar itu - tapi pada akhirnya mereka tergulung pula oleh serangan lanjutan yang dilancarkan setelahnya. Kedua foto di atas diambil oleh Hans Eckle, seorang prajurit dari 587.Infanterie-Regiment / 320.Infanterie-Division



Di dekat Don, musim dingin 1942-1943: pertempuran yang memakan banyak korban demi membuka jalan pengepungan Soviet dan membebaskan 6. Armee yang terjebak di Stalingrad. Sebuah rongsokan tank T-34/76, dengan sebagian amunisinya tercecer di atas salju, sedang dikerubungi oleh para Panzergrenadier dari 6. Panzer-Division yang memakai jaket kamuflase bolak-balik musim dingin yang biasa disebut sebagai Umkehrbare Winteranzug (Winter Reversible Camo Parka)



Sumber :
Buku "Luftwaffe at War: Fighters over Russia" karya Manfred Griehl
Buku "The 6th Panzer Division: 1937-45" karya Oberst a.D. Helmut Ritgen
www.akg-images.fr
www.wehrmachtss.blogspot.com
www.ww2colorfarbe.blogspot.com

No comments: