Friday, October 31, 2014

Foto 18. Panzer-Division



-------------------------------------------------------------------------------

KOMMANDEUR (KOMANDAN)

 
Generalmajor Walther Nehring (26 Oktober 1940 - 26 januari 1942)
General der Panzertruppe Walther Nehring (15 Agustus 1892 - 20 April 1983) adalah keturunan dari keluarga Belanda yang melarikan diri ke Jerman pada abad ke-17 untuk menghindari tekanan keagamaan. Pada tahun 1911 Nehring bergabung dengan Angkatan Darat Kekaisaran Jerman, dan ikut bertempur dalam Perang Dunia Pertama. Dia kemudian meneruskan karir militernya di Reichswehr dan Wehrmacht. Pada musim gugur tahun 1940 dia dipercaya sebagai Komandan 18. Panzer-Division, sebuah unit yang dia pimpin dalam penyerbuan ke Uni Soviet setahun setelahnya. Nehring dianugerahi medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 24 Juli 1941 sebagai Kommandeur 18. Panzer-Division, setelah berhasil membawa pasukannya dalam menyeberangi sungai Berezina di tengah serangan tiada henti dari Tentara Merah. Pada bulan Maret 1942 dia dipindahkan ke Afrika Utara untuk menjadi Komandan DAK (Deutsches Afrikakorps), dan tinggal disana sampai dengan awal tahun 1943. Setelahnya Nehring diberi tanggungjawab sebagai Komandan XXIV. Panzerkorps di Front Timur, sebuah posisi yang dijalaninya dengan brilian sehingga dia dianugerahi dua medali tambahan untuk Ritterkreuz-nya: Eichenlaub #383 (8 Februari 1944) serta Schwerter #124 (22 Januari 1945). Nehring mengakhiri karirnya dalam kancah Perang Dunia II dengan posisi terakhir sebagai Panglima 1. Panzerarmee. Seusai perang dia menulis buku tentang sejarah pasukan tank Jerman, yang diberi judul "Die Geschichte der deutschen Panzerwaffe 1916 bis 1945". Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (27 Januari 1915) und I.Klasse (25 November 1917); Verwundetenabzeichen 1918 in Silber (1918); Österreichische Kriegs-Erinnerungsmedaille mit Schwertern; War Commemorative Medal with Swords (Hungaria); War Commemorative Medal with Swords (Bulgaria); Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914-1918 (1934); Medaille zur Erinnerung an den 1. Oktober 1938 mit Spange "Prager Burg"; Wehrmacht-Dienstauszeichnung IV. bis I.Klasse; 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (11 September 1939) und I.Klasse (29 September 1939); Panzerkampfabzeichen in Silber; Medaille "Winterschlacht im Osten 1941/42" (1942); Medaglia d'argento al Valore Militare Italia (Juni 1942); Ärmelband "Afrika" (1943); Verwundetenabzeichen 1939 in Gold (2 September 1943); Westpreußen-Medaille (1971); serta Verdienstkreuz I. Klasse des Verdienstordens der Bundesrepublik Deutschland (27 Juli 1973)

-------------------------------------------------------------------------------

Unternehmen Barbarossa baru saja dimulai dan konvoy panjang kendaraan perang dari 18. Panzer-Division mulai bergerak maju. Perhatikan lambang divisi di bagian belakang mobil di sebelah kanan, begitu juga marking genjang taktis Panzer di dekatnya. Gruppe kendaraan ini bisa dikenali melalui huruf "G" berwarna putih yang dicat di belakang (dan kadangkala di bagian lainnya), dan menunjukkan bahwa mereka merupakan bagian dari Panzergruppe Guderian (Panzergruppe von Kleist menggunakan huruf "K" putih). Pada periode ini kendaraan-kendaraan perang Wehrmacht dicat dengan pola warna Dunkelgrau RAL 7021. Asap hitam yang membumbung tinggi di horison menunjukkan betapa efektifnya Luftwaffe dalam menghancurkan dan menceraiberaikan pasukan Soviet yang terkejut

-------------------------------------------------------------------------------

DKiGTRÄGER (PERAIH DEUTSCHES KREUZ IN GOLD)

Oberst im Generalstab Fritz Estor (15 Oktober 1904 - ??? ) dianugerahi medali Deutsches Kreuz in Gold pada tanggal 13 Mei 1942 sebagai Oberstleutnant i.G. dan Ia Erster Generalstabsoffizier (Führung und Ausbildung) 18. Panzer-Division. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse (29 September 1939) und I.Klasse (20 Juni 1940); Allgemeines-Sturmabzeichen (ohne zahlen), I.Stufe; Medaille "Winterschlacht im Osten 1941/42" (Ostmedaille); Verwundetenabzeichen 1939 in Schwarz; serta Ordinul Steaua României (16 Mei 1944)


Sumber :
Buku "Soldat (1) The German Soldier on the Eastern Front 1941-43" karya Gordon Rottman dan Stephen Andrews
www.axishistory.com
www.en.wikipedia.org

Foto Panzergruppe Guderian


General der Panzertruppe Rudolf Schmidt (kiri, Kommandierender General XXXIX. Armeekorps [motorisiert]) bersama dengan para perwira bawahannya di Prancis, tanggal 17 Juni 1940. Duduk di kanan adalah Generalleutnant Friedrich Kirchner (Kommandeur 1. Panzer-Division), sementara di belakangnya dengan tangan bertelekan pada meja adalah Major Walther Wenck (Ia Erster Generalstabsoffizier 1. Panzer-Division). Mereka semua merupakan bagian dari Gruppe Guderian pimpinan General der Panzertruppe Heinz Guderian


Pagi tanggal 22 Juni 1941, hari pertama penyerbuan ke Uni Soviet yang dikenal dengan nama "Unternehmen Barbarossa". Konvoy kendaraan perang sebuah divisi Wehrmacht sedang menunggu insyarat untuk bergerak. Kendaraan yang ada di dalamnya termasuk mobil cross-country Horch serta truk-truk Henschel dan Büssing yang menarik trailer pembawa peralatan jembatan ponton tipe "T" 1. Mereka merupakan bagian dari Panzergruppe Guderian (yang nantinya dinamai ulang menjadi 2. Panzerarmee di bulan Oktober 1941) yang berada di bawah pimpinan Generaloberst Heinz Guderian. Komandonya berkekuatan 996 tank yang tersebar di lima divisi panzer, tiga divisi infanteri bermotor, satu divisi kavaleri dan enam divisi infanteri. Mereka berada di bawah kontrol XXIV, XLVI, dan XLVII. Panzerkorps


Unternehmen Barbarossa baru saja dimulai dan konvoy panjang kendaraan perang dari 18. Panzer-Division mulai bergerak maju. Perhatikan lambang divisi di bagian belakang mobil di sebelah kanan, begitu juga marking genjang taktis Panzer di dekatnya. Gruppe kendaraan ini bisa dikenali melalui huruf "G" berwarna putih yang dicat di belakang (dan kadangkala di bagian lainnya), dan menunjukkan bahwa mereka merupakan bagian dari Panzergruppe Guderian (Panzergruppe von Kleist menggunakan huruf "K" putih). Pada periode ini kendaraan-kendaraan perang Wehrmacht dicat dengan pola warna Dunkelgrau RAL 7021. Asap hitam yang membumbung tinggi di horison menunjukkan betapa efektifnya Luftwaffe dalam menghancurkan dan menceraiberaikan pasukan Soviet yang terkejut


Sumber :
Buku "Soldat (1) The German Soldier on the Eastern Front 1941-43" karya Gordon Rottman dan Stephen Andrews
Majalah "Militärgeschichte", Heft 1/2017

Foto 11. Infanterie-Division

PERAIH RITTERKREUZ

 
Hauptmann Artur Bahr (14 November 1920 - 27 November 1944) bergabung dengan Infanterie-Ersatz-Bataillon 44 pada tahun 1940. Sebagai seorang perwira, Bahr berkali-kali mempertontonkan keberanian di depan musuh dalam memimpin pasukannya menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan kepada mereka, terutama dalam Pertempuran Jembatan Kirishi pada musim panas 1944 dan pertempuran defensif di Kurland. Pada tanggal 25 November 1944 Bahr terluka parah setelah pecahan artileri Soviet menghantam lengan dan abdomennya. Dua hari kemudian dia meninggal akibat luka-lukanya di Hauptverbandplatz Eglieni, Latvia. Sebagai penghargaan atas keberaniannya, Bahr dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes secara anumerta tanggal 3 Desember 1944 sebagai Oberleutnant dan Chef 7.Kompanie / II.Bataillon / Grenadier-Regiment 44 / 11.Infanterie-Division / I.Armeekorps / 18.Armee / Heeresgruppe Nord. Pangkatnya juga dinaikkan secara anumerta menjadi Hauptmann pada tahun 1945. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse (5 September 1941); Eisernes Kreuz I.Klasse (25 Juli 1943); Anerkennungsurkunde des Oberbefehlshaber des Heeres (30 Juli 1941); Infanterie-Sturmabzeichen (1 Agustus 1941); Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (12 Agustus 1942); Verwundetenabzeichen in Silber (28 Maret 1944); Nahkampfspange in Bronze (27 Juli 1944); serta Ehrenblattspange des Heeres (25 November 1944)



Sumber :
www.ritterkreuztraeger.info

Foto Gewehr G-41

Seorang Landser mengarahkan senapannya pada target yang berada di dekat blok apartemen yang telah runtuh di Stalingrad, akhir musim panas 1942. Dia dipersenjatai dengan sebuah senapan semi-otomatis G.41(W) 7.92mm yang mempunyai magasin bawaan berisi 10 butir peluru serta diisi menggunakan kantung pemisah per lima peluru seperti yang terdapat dalam senapan larik Kar98k. Permintaan untuk senapan jenis ini meningkat setelah pasukan Jerman mendapati bahwa pihak Soviet menggunakan senjata semi-otomatis yang sama. Sayangnya, distribusi Selbstladegewehr ini tidak sebanyak senapan resmi K98k


Sumber :
Buku "Stalingrad Inferno: The Infantryman's War" karya Gordon Rottman dan Ronald Volstad

Thursday, October 30, 2014

Diagram Panzer IV

Bentuk kap bensin, roda dan knalpot versi awal dari Panzer IV


Sumber :
Buku "Panzer IV: The Panzerkampfwagen IV Medium Tank 1939-1945" karya Kevin Hjermstad

Unternehmen Wacht am Rhein, Ofensif Jerman di Ardennes




Oleh : Waffen Armee

Pertempuran Bulge atau dikenal juga sebagai "Ardennes Offensive" dan "Von Runstedt Offensive". Pertempuran ini berlangsung sejak tanggal 16 Desember 1944 hingga 25 Januari 1945, perang inilah yang menjadi bukti kegagalan Operasi Market Garden yang menjadi sebuah bencana yang juga mengakhiri perkiraan bahwa perang akan berakhir pada Natal 1944. Pertempuran ini melibatkan 1.3 juta tentara, 3.100 unit tank, dan 2.300 artileri juga peluncur roket 6 tabung milik Nazi Jerman yaitu Nebelwerfer. 89.000 korban tewas, 47.500 korban luka, dan 800 unit tank hancur di pihak Amerika Serikat. Sekitar 1.500 korban tewas di pihak Britania/Inggris Raya. Di pihak Nazi Jerman tercatat 67.200 korban tewas, 100.000 korban luka, dan sekitar 600 unit tank dan artileri hancur. Dan 3.000 warga sipil menjadi korban.

Pertempuran Bulge adalah serangan besar-besaran yang dilancarkan oleh Nazi Jerman di masa-masa akhir Perang Dunia II melalui hutan lebat di Pegunungan Ardennes, Belgia. Nama resmi Wehrmacht untuk operasi ini adalah "Unternehmen Wacht am Rhein" (Operasi "Jaga Sungai Rhine") dinamai sesuai dengan lagu patriotik di Jerman "Die Wacht am Rhein". Diberi nama "Ardennes-Alsace Campaign" (Kampanye Ardennes-Alsace) oleh Angkatan Darat Amerika Serikat. Tetapi secara umum diketahui sebagai Pertempuran Bulge oleh media cetak.

Serangan Jerman ini dibagi dalam 3 operasi utama yaitu Operasi Bodenplatte (Unternehmen Bodenplatte), Operasi Greif (Unternehmen Greif), dan Operasi Wahrung (Unternehmen Wahrung). Tujuan Jerman dalam operasi ini yaitu memisahkan pasukan Amerika Serikat dari Pasukan Persemakmuran Inggris di tengah-tengah garis pertahanan, merebut Antwerp dari tangan sekutu, lalu memulai pengepungan terhadap pasukan sekutu dan menghancurkannya, juga memaksa perjanjian damai terhadap Sekutu Barat (Amerika Serikat, Inggris Raya, Prancis, Belanda, Belgia).

Pemimpin utama masing-masing pasukan turun tangan dan memimpin langsung pasukannya dari Markas Besar, dari sekutu seperti Dwight D. Eisenhower, Omar Bradley,dan Bernard Montgomery.Dari Nazi Jerman,Adolf Hitler memimpin pasukannya langsung dari Berlin.Pemimpin Jerman lainnya adalah Walter Model, Gerd von Runstedt, Hasso von Manteuffel, Sepp Dietrich, dan Erich Brandenberger.
 Perencanaan serangan ini dilakukan dengan kerahasiaan penuh terhadap data rencana serangan, mengurangi komunikasi menggunakan radio, dan menggerakan pasukan dan kiriman suplai melewati kegelapan malam. Intelijen Pasukan Amerika Serikat ke-3 (Third U.S. Army), sudah memperkirakan serangan tersebut, tetapi pasukan sekutu masih terkejut dengan serangan Jerman ini. Ini dikarenakan keyakinan berlebih oleh pasukan sekutu bahwa Jerman tidak akan menyerang balik, sekutu juga sedang bersiap-siap untuk menyerang sehingga tidak bersiap untuk bertahan, juga hasil pengintaian udara yang buruk.

Serangan tiba-tiba yang hampir berhasil dilakukan Jerman di daerah pertahanan Sekutu yang paling lemah karena cuaca buruk yang memaksa Angkatan Udara Sekutu yang besar untuk tidak beroperasi. Pertahanan yang kuat, terutama di sekitar kota Bastogne, dan keadaan alam disana yang berpihak pada yang bertahan membuat Jerman tertahan dan memaksanya untuk keluar dari jadwal yang direncanakan.

Bantuan sekutu terutama dari Pasukan Amerika Serikat ke-3 (Third US Army) dibawah pimpinan Jendral George S. Patton,cuaca yang membaik yang memungkinkan bagi Angkatan Udara Sekutu untuk melancarkan serangan terhadap suplai dan pasukan Jerman itu sendiri adalah sejumlah faktor yang membalikkan keadaan di medan tempur saat itu. Pertempuran Bulge menjadi pertempuran paling berdarah dan paling mematikan yang berlangsung selama Perang Dunia II.

Pertempuran ini pernah di angkat ke layar lebar dalam miniseries "Band of Brothers" yang mengisahkan Kompi Easy dari 506th Parachute Regiment, 101st Airborne Division yang mempertahankan garis depan di Bulge hingga Bastogne.



Gefreiter Matthäus Hetzenauer (1924-2004),Sniper Jerrman Dengan Kills Tertinggi




Oleh : Waffen Armee

Matthäus Hetzenauer adalah salah satu sniper (penembak jitu) terkenal sepanjang sejarah. Ia lahir pada tanggal 23 Desember 1924 di Tyrol, Austria. Ia bergabung dengan Wehrmacht sebagai seorang sniper di Divisi Ke-3 Gebirgsjäger, yang ditempatkan di Front Timur. Sepanjang karirnya, Hetzenauer memegang rekor sebanyak 345 kali membunuh tentara musuh.

Hetzenauer menjalani pelatihan sniper dari tanggal 27 Maret hingga 16 Juli 1944. Setalah itu ia diperbolehkan bertugas di Divisi Ke-3 Gebirgsjäger. Semasa bertugas sebagai sniper, Hetzenauer menggunakan dua jenis senapan. Yang pertama adalah Mauser Karabiner 98 Kurz dengan teleskop yang memiliki lensa pembesaran 6x, dan yang kedua adalah Gewehr 43 dengan teleskop yang memiki lensa pembesaran 4x.

Pada tanggal 6 November 1944, ia mengalami trauma kepala akibat serangan artileri Uni Soviet, dan dianugerahi Verwundeten-Abzeichen tiga hari kemudian.

Dalam beberapa kesempatan, ia kerap ditugaskan bersama Josef "Sepp" Allerberger, yang juga seorang sniper Wehrmacht terkenal. Allerberger sendiri juga kelahiran Austria. Mereka berdua telah banyak membunuh tentara Uni Soviet di berbagai pertempuran.

Hetzenauer dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 17 April 1945. Ia dipromosikan untuk penganugerahan medali bergengsi tersebut oleh Genaralleutnant Paul Klatt karena rekornya sebagai seorang sniper. Ia juga menaklukan dua kompi terkuat musuh tanpa rasa takut akan keselamatannya di bawah tembakan artileri dan serangan musuh. Rekomendasi tersebut telah disetujui oleh General der Gebirgstruppe Karl von Le Suire dan General der Panzertruppe Walter Nehring.

Hatzenauer pun tertangkap oleh Uni Soviet pada bulan berikutnya. Selama lima tahun ia menempati kamp penjara Uni Soviet.

Hetzenauer wafat pada tanggal 3 Oktober 2004, setelah beberapa tahun kesehatannya semakin memburuk.



Foto Reichsparteitag der NSDAP

REICHSPARTEITAG 1933

 SA-Stabschef Ernst Röhm berpidato di hadapan khalayak dalam rangkaian acara Reichsparteitag Nürnberg, tanggal 1 September 1933. Di baris depan kita bisa melihat, dari kiri ke kanan: Max Amann, Hans Frank, Baldur von Schirach, Wilhelm Grimm, Karl Fiehler, Dr. Otto Dietrich, Walther Darré, Joseph Goebbels, Robert Ley, Walter Buch, Franz Xaver Schwarz, kursi kosong (kemungkinan milik Röhm), Adolf Hitler, dan kursi kosong lainnya (kemungkinan milik Rudolf Hess). Di sebelah kanan juga terlihat Rudolf Hess, Hermann Kriebel, Franz Ritter von Epp, serta Edmund Heines. Di deretan kursi baris kedua dan ketiga di belakang adalah para Gauleiter, diantaranya yang bisa diidentifikasi adalah Robert Wagner, Josef Grohé, Otto Hellmuth, Walther Oberhaidacher, Karl Weinrich, Bernhard Rust, Albert Forster, Hinrich Lohse... dan kemungkinan si botak Julius Streicher yang tertutup oleh Hitler. Reichsparteitag ke-5 ini digelar dari tanggal 30 Agustus s/d 3 September 1933, dan diberi judul "Reichsparteitag des Sieges" (Kumpulan Kemenangan). Kata "Sieges" (kemenangan) merujuk pada naiknya Nazi ke tampuk kekuasaan, sekaligus kemenangan atas Republik Weimar. Film "Der Sieg des Glaubens" karya Leni Riefenstahl dibuat dengan mengambil setting Reichsparteitag tahun ini. Hitler juga mengumumkan bahwa mulai tahun 1933 dan seterusnya, acara tahunan Reichsparteitag akan tetap diselenggarakan di Nürnberg

------------------------------------------------------------------------------

 REICHSPARTEITAG 1934

 Acara Reichsparteitag der NSDAP yang diadakan di Nürnberg bulan September 1934. Adolf Hitler (Führer und Reichskanzler) berjalan paling depan bersama dengan Generaloberst Werner von Blomberg (Reichswehrminister), sementara di belakang mereka mengikuti Admiral Erich Raeder (Chef der Marineleitung), Charakter als General der Infanterie Hermann Göring (Reichsminister der Luftfahrt) dan Generaloberst Werner Freiherr von Fritsch (Chef der Heeresleitung). Orang yang berlari kecil di sebelah kiri adalah fotografer pribadi Hitler, Heinrich Hoffmann

------------------------------------------------------------------------------

REICHSPARTEITAG 1938

 Para petinggi Nazi dalam acara Reichsparteitag bulan September 1938 di dalam gedung Luitpoldhalle (Nürnberg). Depan dari kiri ke kanan: Reichsminister Joseph Goebbels (Reichsminister für Volksaufklärung und Propaganda), Reichsleiter Dr. Robert Ley (Leiter des Einheitsverbands Deutsche Arbeitsfront), Reichsführer-SS Heinrich Himmler (Reichsführer-SS und Chef der deutschen Polizei), SA-Stabschef Viktor Lutze, Rudolf Hess (Stellvertreter des Führers), Adolf Hitler (Führer und Reichskanzler), dan Gauleiter Julius Streicher (Gauleiter Franken). Di belakang kita bisa melihat para ajudan Hitler: NSKK-Brigadeführer Albert Bormann (antara Lutze dan Hess), Major Rudolf Schmundt (tertutup oleh Hess), NSKK-Brigadeführer Fritz Wiedemann (tertutup oleh Hitler), dan SS-Gruppenführer Julius Schaub (antara Hitler dan Streicher)


Para anggota SS-Standarte "Germania" dengan para komandan mereka duduk paling depan. Dari kiri ke kanan: SS-Obersturmbannführer Werner Dörffler-Schuband (Kommandeur I.Sturmbann / SS-Standarte "Germania" yang bermarkas di Hamburg-Veddel), SS-Sturmbannführer Herbert Otto Gille (Kommandeur II.Sturmbann / SS-Standarte "Germania" yang bermarkas di Arolsen), SS-Standartenführer Karl Maria Demelhuber (Kommandeur SS-Standarte "Germania"), dan SS-Obersturmbannführer Heinrich Koeppen (Kommandeur III.Sturmbann / SS-Standarte "Germania" yang bermarkas di Radolfzell). Foto ini diambil oleh Heinz Hillebrecht di Nürnberg tanggal 5-12 September 1938 saat berlangsungnya acara Reichsparteitag (Hari Partai Reich). Ini adalah keikutsertaan yang kedua kalinya dari SS-Standarte "Germania" di acara tahunan tersebut, setelah yang pertama setahun sebelumnya. Sekarang foto ini menjadi koleksi pribadi dari Markus Wolter


 Adolf Hitler (Führer und Reichskanzler) berpidato di hadapan ribuan anggota Hitlerjugend dalam acara "Tag der Jugend" (Hari Anak Muda), yang merupakan bagian dari rangkaian acara lebih besar yang dinamakan "Reichsparteitag Grossdeutschland" (Hari Partai Reich untuk Jerman yang Lebih Agung). Berdiri di belakang sang Führer adalah Rudolf Hess (Stellvertreter des Führers) dan Reichsjugendführer Baldur von Schirach (Pimpinan Hitlerjugend). Foto ini sendiri diambil pada tanggal 10 September 1938



Foto ini menjadi salah satu dari rangkaian foto yang diambil oleh Hugo Jaeger sewaktu berlangsungnya Reichsparteitag der NSDAP di Nürnberg, Bavaria, yang berlangsung dari tanggal 5 s/d 12 September 1938. Disini Adolf Hitler (Führer und Reichskanzler) memberi salam hormat Nazi pada barisan anggota SA (Sturmabteilung) yang melintas di area Adolf-Hitler-Platz (kini bernama Hauptmarkt Nürnberg), sambil berdiri di atas mobil Mercedes-Benz 770K Grosser Offener Tourenwagen. Berdiri di depan Hitler, dari kiri ke kanan: SA-Obergruppenführer Heinrich Schoene (Führer der SA in Ostpreußen und Danzig) dan SA-Stabschef Viktor Lutze (Chef der SA). Tanda panah t-rune (Tiwaz) di bagian lengan menunjukkan bahwa pemakainya adalah anggota Reichsführerschulen, sekolah pelatihan calon pemimpin SA (Sturmabteilung). Foto diambil di hari terakhir Reichsparteitag tanggal 12 September 1938


Foto ini menjadi salah satu dari rangkaian foto yang diambil oleh Hugo Jaeger sewaktu berlangsungnya Reichsparteitag der NSDAP di Nürnberg, Bavaria, yang berlangsung dari tanggal 5 s/d 12 September 1938. Disini Adolf Hitler (Führer und Reichskanzler) memberi salam hormat Nazi pada barisan anggota SA (Sturmabteilung) yang melintas di area Adolf-Hitler-Platz (kini bernama Hauptmarkt Nürnberg), sambil berdiri di atas mobil Mercedes-Benz 770K Grosser Offener Tourenwagen. Berdiri di depan Hitler, dari kiri ke kanan: SA-Gruppenführer Herbert Fust (Führer SA-Gruppe Kurpfalz) dan SA-Stabschef Viktor Lutze (Chef der SA). Foto diambil di hari terakhir Reichsparteitag tanggal 12 September 1938



Foto ini menjadi salah satu dari rangkaian foto yang diambil oleh Hugo Jaeger sewaktu berlangsungnya Reichsparteitag der NSDAP di Nürnberg, Bavaria, yang berlangsung dari tanggal 5 s/d 12 September 1938. Disini Adolf Hitler (Führer und Reichskanzler) memberi salam hormat Nazi pada barisan anggota SA (Sturmabteilung) yang melintas di area Adolf-Hitler-Platz (kini bernama Hauptmarkt Nürnberg), sambil berdiri di atas mobil Mercedes-Benz 770K Grosser Offener Tourenwagen. Berdiri di depan Hitler, dari kiri ke kanan: SA-Stabschef Viktor Lutze (Chef der SA), SA-Gruppenführer Herbert Fust (Führer SA-Gruppe Kurpfalz), SA-Obergruppenführer Hermann Göring (Oberster SA-Führer), dan SA-Obergruppenführer Franz Pfeffer von Salomon (Reichstagsabgeordneter der NSDAP). Foto diambil di hari terakhir Reichsparteitag tanggal 12 September 1938



Foto ini menjadi salah satu dari rangkaian foto yang diambil oleh Hugo Jaeger sewaktu berlangsungnya Reichsparteitag der NSDAP di Nürnberg, Bavaria, yang berlangsung dari tanggal 5 s/d 12 September 1938. Disini Adolf Hitler (Führer und Reichskanzler) memberi salam hormat Nazi pada barisan anggota SA (Sturmabteilung) yang melintas di area Adolf-Hitler-Platz (kini bernama Hauptmarkt Nürnberg), sambil berdiri di atas mobil Mercedes-Benz 770K Grosser Offener Tourenwagen. Dua orang yang berdiri paling dekat kamera di sebelah kiri adalah, dari kiri ke kanan: Rudolf Hess (Stellvertreter des Führers) dan SA-Stabschef Viktor Lutze (Chef der SA), sementara di belakang Hess adalah SA-Brigadeführer Walther Heitmüller (Chef Adjutantur der OSAF, Oberste SA-Führung). Di belakang Hitler sendiri ada empat orang perwira SS yang memakai baju hitam. Paling kiri adalah SS-Untersturmführer Karl Wilhelm Krause (Ordonnanzoffizier beim Führer und Reichskanzler), sementara tiga sisanya di sebelah kanan Hitler berasal dari satuan penjaga Blutfahne (Bendera Darah). Yang memegang bendera keramat partai Nazi tersebut adalah SS-Obersturmbannführer Jakob Grimminger (Träger der Blutfahne), diikuti oleh SS-Hauptsturmführer Hans Feierlein di sebelah kanannya. Tidak diketahui identitas perwira SS yang berdiri diantara Hitler dan Grimminger. Foto diambil di hari terakhir Reichsparteitag tanggal 12 September 1938



Foto ini menjadi salah satu dari rangkaian foto yang diambil oleh Hugo Jaeger sewaktu berlangsungnya Reichsparteitag der NSDAP di Nürnberg, Bavaria, yang berlangsung dari tanggal 5 s/d 12 September 1938. Disini Adolf Hitler (Führer und Reichskanzler) memberi salam hormat Nazi pada barisan anggota SA (Sturmabteilung) yang melintas di area Adolf-Hitler-Platz (kini bernama Hauptmarkt Nürnberg), sambil berdiri di atas mobil Mercedes-Benz 770K Grosser Offener Tourenwagen. Berdiri membelakangi kamera di sebelah kiri adalah SA-Gruppenführer Herbert Fust (Führer SA-Gruppe Kurpfalz), sementara yang memegang Blutfahne (Bendera Darah) di belakang Hitler adalah SS-Obersturmbannführer Jakob Grimminger (Träger der Blutfahne). Foto diambil di hari terakhir Reichsparteitag tanggal 12 September 1938



Dari kiri ke kanan: General der Flieger Erhard Milch (Staatssekretär im Luftfahrtministerium), General der Artillerie Wilhelm Keitel (Chef Oberkommando der Wehrmacht), Generaloberst Walther von Brauchitsch (Oberbefehlshaber des Heeres), Generaladmiral Erich Raeder (Oberbefehlshaber der Kriegsmarine), dan General der Kavallerie Maximilian Reichsfreiherr von Weichs (Kommandierender General XIII. Armeekorps). Foto ini diambil pada tanggal 12 September 1938, pada saat berlangsungnya upacara penutupan Reichsparteitag Großdeutschland Tag der Wehrmacht yang diselenggarakan di Nürnberg (Jerman). Acara ini sendiri telah berlangsung dari tanggal 5 September 1938



Pejabat tinggi partai dan militer Jerman berkumpul dalam acara Reichsparteitag (Kongres Partai Reich) yang digelar di Nürnberg, bulan November 1938. Barisan paling depan, dari kiri ke kanan: SS-Gruppenführer Paul Körner (Staatssekretär Preußischen Staatsministerium), NSKK-Obergruppenführer Dr.Ing. e.h. Karl-Wilhelm Ohnesorge (Reichspostminister), Großadmiral Erich Raeder (Oberbefehlshaber der Kriegsmarine), Dr.jur. h.c. Konrad Henlein (memberi hormat, Gauleiter Sudetengau), Generalmajor der Luftwaffe Bruno Loerzer (Inspekteur der Jagdflieger), dan SS-Obergruppenführer Dr. Philipp Bouhler (Chef der Kanzlei des Führers). Foto ini diambil oleh Hugo Jaeger


Sumber :
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
Foto koleksi pribadi H.W. Plainview
www.antiquariat-wolter.de
www.audiovis.nac.gov.pl
www.commons.wikimedia.org
www.wehrmacht-awards.com

Wednesday, October 29, 2014

Ristra dan Soldatenkaffee


Ini adalah kesan yang didapatkan oleh gadis Bandung bernama Ristra D. Yusuf setelah berkunjung ke Soldatenkaffee di Jl. Cikawao, Bandung: "Cafenya full of history. Ngafe disitu serasa dibawa pada masa rezim Jerman. Cozy banget deh!"

Biodata:
Nama lengkap: Ristra Dewicitrawati Yusuf
TTL: Bandung, 5 Desember 1993
Pendidikan: FISIP UNPAS jurusan HI (Hubungan Internasional)





Stalingrad (2013), Film Rusia Berbujet Termahal





Tujuh puluh tahun telah berlalu sejak Pertempuran Stalingrad, perang sengit antara Adolf Hitler dan Joseph Stalin yang menewaskan hampir dua juta orang. Namun bulan ini, generasi baru Rusia datang ke bioskop untuk melihat film terbaru berjudul Stalingrad.

Ksenia Kuznetsova, seorang mahasiswi yang baru melihat film itu di sebuah bioskop dalam mal di Moskow, mengatakan ia bersyukur lahir setelah periode itu dan tidak perlu mengalaminya.

"Namun karakter-karakter di dalam film itu membuat penonton merasa ada di sana," ujarnya.

Dirilis pada Oktober, Stalingrad telah menjadi film terlaris sejak kejatuhan Uni Soviet satu generasi lalu. Film ini juga cukup banyak ditonton di China, dan diikutsertakan dalam kompetisi film asing terbaik pada ajang Oscar. 

Pertempuran Stalingrad merupakan kemenangan bagi Soviet, namun dengan banyak pengorbanan. Dengan keseluruhan korban tewas hampir dua juta pada kedua belah pihak, Stalingrad dianggap sebagai pertempuran paling berdarang dalam sejarah manusia.

Kritikus film Rusia Sergei Levrentev mengatakan keberhasilan box office Stalingrad merefleksikan penghormatan yang terus ada atas pengorbanan pada Perang Dunia II, penghormatan yang sekarang dilanjutkan pada generasi baru.

"Untuk anak-anak muda, yang merupakan penonton utama di bioskop saat ini, ini merupakan hal yang tidak biasa," ujar Levrentev.

"Mereka tak pernah melihat film-film Soviet sperti itu mengenai perang. Selain itu, mereka tidak tahu seburuk apa perang tersebut untuk warga Rusia, untuk penduduk Soviet."

Stalingrad merupakan film pertama Rusia yang dibuat dalam versi 3D untuk Imax. Namun agak janggal memasukkan kisah cinta ke dalam film tersebut.

Katya, seorang penonton di Moskow menyukai plot dan efek-efek khusus di film tersebut, menyebut produksinya sangat baik.

"Para aktornya hebat, dan tentu saja filmnya menyentuh hati karena ini mencerminkan kekuatan dan sejarah kita," ujarnya.

Pemerintah Rusia menanggung seluruh dana film berbiaya US$30 juta tersebut, sebagai bagian dari upaya Kremlin membuat film-film modern yang menunjukkan sejarah Rusia dalam perspektif positif.

Sekarang, kota Stalingrad telah berganti nama menjadi Volgograd. Hancur lebur saat perang, kota tersebut telah dibangun kembali dengan didominasi patung patriotis yang disebut "Motherland Calls (Panggilan Ibu Pertiwi)".

Dua kali lebih tinggi dari Patung Liberty, patung itu merupakan patung terbesar di dunia ketika diresmikan oleh otoritas Soviet pada 1967.

Namun karena monumen baja dan semen berbobot 8.000 ton itu dibangun di atas tanah liat, ia mulai miring. Jika ada angin kencang, patung itu bergoyang.

Warga kota berharap setelah menghabiskan jutaan dolar mendanai film bergaya Hollywood, pemerintah Rusia akan membiayai perbaikan monumen penghormatan korban perang di kota Stalingrad yang sebenarnya itu.


Sumber :













Fury (2014), Film Rambo ala awak Tank Sherman





 Ada begitu banyak cerita tentang perang dunia kedua. Kengeriannya, pembantaiannya, dan kegigihan prajurit yang rela mati demi negaranya telah banyak dikisahkan secara turun temurun untuk mengingat-ingat betapa perang hanya membawa petaka semata. Pun kesemuanya sudah pernah difilmkan dengan beragam bintang dan sutradara dari berbagai era. Namun siapa sangka ada tema yang segar, yang membawa tank sebagai sudut pandang cerita. Ya, Fury judulnya. Sebuah film tentang tank Sherman yang menjadi senjata bagi sebuah pasukan untuk membantai habis serdadu Nazi yang sedang menuju kehancurannya.

Fury diambil dari nama tank yang menjadi pusat aktifitas dari film ini. Ia mengambil setting pada tahun terakhir Perang Dunia Kedua, yang menceritakan tentang seorang anak muda yang tidak terlatih berperang kemudian berproses menjadi mesin pembunuh. Norman Ellison (Logan Lerman) namanya. Ia berada di bawah komando Don 'Wardaddy' Collier (Brad Pitt). Ellison menjadi asisten Trini 'Gordo' Garcia (Michael Pena) yang mengemudikan tank. Ia menggantikan asisten pengemudi sebelumnya yang tewas. Pun ada dua orang lagi dalam tank tersebut yang masih dalam komando Collier, yakni Boyd 'Bible' Swan (Shia LeBeouf), penembak yang religius dan Grady 'Coon-Ass' Travis (Jon Bernthal) selaku pengisi amunisi. Keempat orang itu, terutama Collier, memiliki saham dalam membentuk Ellison sebagai prajurit yang tanpa belas kasih terhadap musuh.


Fury memiliki plot yang tidak begitu kuat dan hanya berkisah tentang perjalanan tank yang berjenis M4A3E8 Sherman. Jika dibaca dengan psikologi global masa kini, Fury tidak begitu efektif untuk mengisahkan tentang rasa nasionalisme, kepahlawanan maupun persaudaraan. Yang terjadi, Fury justru menggambarkan sebuah film yang tidak fokus namun mengganggu  karena rasa takut yang diceritakan dari seberapa banyak tank ini membunuh lawannya.

David Ayer selaku sutradara memang tak membuang secara percuma USD 70 juta. Karena Fury memiliki kapasitasnya sebagai film kelas atas yang berada di atas rata-rata film perang yang sudah muncul. Detail scene, dengan populasi prajurit yang masif, tahanan perang dan tank-tank lain yang berseliweran di sepanjang film menjadikan film ini enak dilihat. Banyaknya tank Sherman menunjukkan Collier tidak sendiri dalam memimpin pasukan tank-nya. Meski pada akhirnya, Fury terpojok diantara para prajurit Jerman.

Film perang rasanya kurang lengkap jika tanpa tragedi. Akhir ceritanya pun mirip Saving Private Ryan, yang hanya menyisakan Ryan sebagai penutur kisah. Pun dengan Fury, yang hanya menyisakan Ellison sebagai satu-satunya awak Fury yang selamat. Sementara Grady, Bible dan Gordo tewas menyusul kemudian Collier yang terkena ledakan granat. Namun bukan film Amerika jika ending prajurit dalam filmnya harus kalah. Karena esok hari pasca perang yang melibatkan Fury, tentara Amerika Serikat datang dan memastikan bahwa tentara Jerman sudah kalah.


Sumber :