Monday, June 30, 2014

Kontroversi Seragam SS Ahmad Dhani, Yahudi dan Komunis




Oleh : Mamad Taufik

Ahmad Dani, salah satu musisi Indonesia dianggap memakai atribut (pakaian) yang mirip dengan salah satu dedengkot Nazi Jerman, Heinrich Himmler, dalam sebuah lagu yang berisi dukungan untuk Capres-Cawapres, Prabowo Subianto – Hatta Rajassa (2014).



Publik Indonesia pun geger. Ribut. Ikut membenci dan mengecam secara membabi buta. Seolah-olah tragedi apa yang dilakukan Nazi Jerman pernah menimpa mereka. Seolah-olah balatentara sang Fuhrer Third Reich Adolf Hitler ini pernah membunuh orang Indonesia. PADAHAL TIDAK PERNAH. Begitu pun orang Indonesia yang beragama Islam ikut membenci Nazi Jerman. Seolah-olah Nazi Jerman pernah menyakiti Islam. PADAHAL TIDAK PERNAH. Mereka menuduh Nazi Jerman fasis. Padahal YAHUDI dan ISRAEL JUGA FASIS!

Mereka beralasan tentang kemanusian yang tercabik oleh perilaku Adolf Hitler dan pasukannya. Karena membantai orang Yahudi. Memang benar begitu? Dibawah alam sadar, kita sebenarnya sudah terkooptasi oleh pemberitaan jelek tentang Nazi Jerman yang ditulis dan diberitakan media-media barat yang rata-rata dan hampir semuanya dikendalikan Yahudi atau setidaknya pro Yahudi! Padahal kita sebenarnya tidak tahu pasti apa yang terjadi di Eropa saat itu. Kita hanya konsumen berita, data dan info dari media-media Yahudi itu. Mereka menuduh Nazi Jerman fasis. Padahal YAHUDI dan ISRAEL JUGA/LEBIH FASIS!

Okelah kalau mereka (orang Indonesia/muslim Indonesia) beralasan tentang kemanusiaan. Tapi kenapa kita tidak memperlakukan sama pada Yahudi? Dalam Al Qur’an sudah jelas: Yahudi Laknatullah! Umat yang dilaknat oleh Allah SWT. Di era kekinian, kita melupakan pembantaian demi pembantai tentara Yahudi Israel di kamp – kamp pengungsian hingga di jalanan Palestina! Ketika ini terjadi, mana kemanusiaan yang kita dengung-dengungkan!

Bungkam semua! Inilah yang namanya standart ganda. Ketika kemanusian itu bersangkut paut dengan kepentingan kalian, maka kalian bersuara tentang kemanusiaan. Tapi ketika kasus kemanusiaan yang terjadi tak berkaitan dengan kalian, maka kalian bungkam!

Malah kini ada sekelompok orang Indonesia yang sok menjadi Yahudi. Pernah dengar beberapa kali ada orang-orang Indonesia yang mau merayakan kemerdekaan Israel di Indonesia? Ya, berkali-kali kita dengar. Ironisnya, mereka rata-rata beragama Islam. Ya, Islam liberal yang sok bersahabat dengan Yahudi, kaum yang sudah jelas dilaknat dalam kitab sucinya, Al Qur’an.

Okelah kalau mereka (orang Indonesia/muslim Indonesia) beralasan tentang kemanusiaan. Tapi kenapa kita seolah melupakan fakta dan sejarah tentang pembantaian kaum komunis di negeri ini, INDONESIA! Ingat, mereka sudah 3 kali melakukan pembangkangan. Namun hanya 2 kali yang langsung secara face-to-face dengan republik ini. Karena pemberontakan pertama mereka terjadi di era Belanda, yakni tahun 1926. Sementara 2 lainnya terjadi pada tahun 1948 di Madiun dan tahun 1965 G30S/PKI. Face-to-face berhadapan dengan pasukan republik Indonesia dan rakyat utamanya kaum santri/ Islam Indonesia.

Komunis tak mengenal agama karena dianggap candu. Menurut mereka, janji-janji tentang surga dan siksa neraka adalah sesuatu yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya. Mereka mencemooh kaum santri yang beragama. Ulama (kyai atau ustadz) pun diejeknya sebagai penjual ayat syetan. Ini Jargon mereka! Masih mau bela komunis? Mendidih hati ini bung!

Peristiwa Kanigoro akhir tahun 1964 menjadi awal kejahatan PKI di Indonesia tahun tersebut. Mereka menyerbu Ponpes Al Jauhar, Kanigoro, Kediri, Jawa Timur. Berdasarkan kesaksian Masdoeqi Moeslim, salah seorang santri yang lolos dari maut, setan komunis itu menyeret dan menyiksa ratusan santri (termasuk 127 kader Pelajar Islam Indonesia). Bahkan keluarga pengasuh ponpes, keluarga Kyai Jauhari juga diperlakukan sama. Ribuan kader PKI itu masuk pondok pesantres dan masjid, menyiksa santri hingga menginjak-nginjak Al Qur’an! Masih mau bela komunis? Mendidih hati ini bung!

Jika melihat teror hantu-hantu komunis akan panjang. Karena memang lembaran hitam yang tebal sudah mereka torehkan dengan darah di republik Indonesia tercinta ini. Di era pertengahan 1960-an, aksi massa PKI lainnya dilakukan oleh organisasi underbouw-nya seperti Barisa Tani Indonesia (BTI), Pemuda Rakyat dan Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani). Mereka membantai kaum santri yang dipandang menjadi penghalang utama bagi upaya mereka menjadi Indonesia sebagai negara komunis. Maka wajar jika kemudian timbul gerakan balas dendam dari kaum santri yang diwakili Ansor dan Banser NU. Apakah anda masih mau bela komunis? Mendidih hati ini bung! Bravo NU, Ansor dan Banser!

Kita kembali ke topic semula tentang Nazi Jerman. Kenapa kita mesti membenci mereka? Toh mereka TIDAK PERNAH BERSALAH pada Indonesia dan Islam maupun agama lain di negeri ini. Kok bisa begitu? Kita bahas satu-persatu.


Pertama, Nazi Jerman tak memiliki dosa apapun pada Indonesia. Karena jika kita merunut sejarah, Nazi Jerman malah membantu para pejuang kita di masa revolusi kemerdekaan. Apa saja? Seperti yang diceritakan Horst Henry Geerken, salah seorang sahabat dekat Bung Karno, Adolf Hitler pernah mengirimkan senjata dengan menggunakan 57 kapal selamnya ke Indonesia. Senjata ini dikirimkan untuk menyokong pejuang melawan Belanda. Baca beritanya disini: http://nasional.inilah.com/read/detail/1965336/ternyata-hitler-kirimi-soekarno-senjata Berita ini ditulis bulan maret 2013.

Apa lagi bantuan tentara Nazi Jerman pada Indonesia? Tentara U-Boat (awak kapal selam Nazi) juga ikut bergabung dengan para pejuang. Para Kriegsmarine (tentara Angkatan Laut Nazi) itu selain ikut perang di garis depan dengan pejuang Indonesia melawan Belanda pasca tahun 1945, mereka juga ikut membantu dalam hal tekhnik persenjataan dan strategi. Sebagian diantaranya tewas saat membantu pejuang. Baca beritanya disini (berita bulan November 2013): http://nasional.inilah.com/read/detail/1965336/ternyata-hitler-kirimi-soekarno-senjata

Kisah bantuan lain adalah tentang penyusunan teks proklamasi Indonesia. Tanggal 16 agustus 1945 hampir tengah malam, setelah draft teks proklamasi ditulis Bung Karno dan ditanda tangani bersama Bung Hatta, timbul masalah. Karena mesin ketik di rumah Laksamana Maeda (rumah perwira Jepang simpatisan Indonesia yang dijadikan tempat) ternyata menggunakan huruf kanji (huruf jepang).

Lalu bagaimana akhirnya teks proklamasi Indonesia diketik? Sementara sudah hampir tengah malam tentu bakal sulit menemukan pinjaman. Diantara kebingungan, mereka kemudian menemui ide. Yakni meminjam mesin ketik ke kantor perwakilan Angkatan Laut Nazi Jerman (Kriegsmarine). Sepele mungkin ya? Tapi itu jasa besar dalam penyusunan ketikan teks proklamasi. Baca beritanya disini (berita bulan November 2013): http://www.merdeka.com/peristiwa/nazi-punya-jasa-dalam-penyusunan-teks-proklamasi-indonesia.html

Berita berita tersebut tahun 2013. Jadi saya yakin lebih netral dan tidak tendesius. Jika berita ini muncul saat ini, mungkin terkesan tendesius sebagai bagian dari pembelaan terhadap apa yang dilakukan Ahmad Dani. Apakah anda wahai orang Indonesia masih membenci Nazi Jerman? Bersikaplah! Mereka tak pernah merugikan republik Indonesia yang kita cintai ini. Jangan ikut-ikutan mind set orang barat dan Yahudi.

Oke, yang kedua tentang Islam. Bahasan tentang Nazi Jerman tidak pernah menyakiti bangsa Indonesia sudah cukup. Sekarang tentang Nazi Jerman yang juga tidak pernah menyakiti kaum muslim. Benarkah? IYA BETUL SEKALI.

Sepanjang letusan perang dunia II, sejumlah wilayah basis Islam di Eropa (diantaranya wilayah Kaukasus/ Bosnia dan sekitarnya) serta wilayah Afrika Utara banyak yang membantu tentara Nazi Jerman. Bahkan mereka secara sukarela mendaftar menjadi bagian balatentara Nazi Jerman. Barisan tentara muslim di tubuh tentara Third Reich pimpinan Adolf Hitler ini menjadi korps tersendiri sejak oktober 1943 dengan sebutan Waffen SS Hanscar Divission.

Para tentara Nazi dan pemimpinnya termasuk Adolf Hitler memperlakukan serdadu Nazi Jerman muslim tersebut secara terhormat. Bahkan memberikan jaminan penuh pada kebebasan menjalankan ibadah termasuk Sholat! Nah, saya Tanya kepada anda yang muslim, masihkah anda membenci Nazi yang sebenarnya memperlakukan Islam secara terhormat dan lebih menyukai/mendukung Yahudi dan Komunis yang sebenarnya sudah banyak merugikan kita?!

Kenapa mereka (orang-orang Islam) itu dengan mudahnya bergabung dengan tentara Nazi Jerman? Ada 2 alasan pokok: Yang pertama Islam TIDAK PERNAH DIUSIK keberadaannya. Islam dibiarkan berkembang di setiap wilayah yang dikuasai Nazi Jerman. Yang kedua, musuh Nazi Jerman adalah Yahudi. Sama halnya seperti yang tertulis dalam Al Qur’an bahwa Yahudi itu musuh Islam. Bahkan disebut sebagai Laknatullah!

Hal-hal tersebut yang membuat saya heran dan kembali ke pertanyaaan saya di atas tulisan ini, kenapa kalian membenci Nazi Jerman beserta atributnya? Padahal mereka tak pernah menyakiti Indonesia dan Islam. Nazi Jerman malah pernah memberi bantuan pada proses revolusi kemerdekaan negara Indonesia. Nazi Jerman juga tidak mengusik keberadaan Islam.

Telaah baik-baik ucapan Adolf Hitler ini: “Ich Konnte All Die Juden in Dieser Weilt Zu Zerstoren, Aber Ich Lasse Ein Wenig Drehte-on, so Konnen Sie Herausfinden Warum Ich Sie Getotet”. Artinya: “Bisa saja saya musnahkan semua Yahudi di dunia ini. Tapi saya sisakan sedikit yang hidup. Agar kamu nantinya dapat mengetahui mengapa saya membunuh mereka!” (Adolf Hitler, Der Fuhrer Third reich).

Jelas apa yang dikatakan oleh Adolf Hitler kini terbukti bukan. Kini kita tahu seperti apa Yahudi. Biang kerok keonaran dunia utamanya di Timur Tengah. Mereka seenaknya membantai muslim Palestina. PBB bungkam, negara barat bungkam, Amerika Serikat sang polisi dunia pun bungkam. Kenapa bungkam? Karena negara Yahudi Israel sahabat mereka. Andai yang melakukan pembantaian adalah orang Islam, mereka akan menghujat dan menyerbu alias balas dendam dengan dalih kemanusiaan.

Saat 1 rudal/missile HAMAS menghantam satu kota Israel, dunia ribut bukan main menyalahkan para mujahidien HAMAS (yang sebenarnya memperjuangkan hak kemerdekaan mereka). Tapi belasan, puluhan bahkan ratusan rudal Yahudi Israel menghantam rumah-rumah sipil Palestina, dunia bungkam. Mulut terkunci rapat. Telinga ditutup. Membutakan mata mereka seolah-olah tak ada apa-apa. Menurut mereka, apa yang dilakukan tentara Israel adalah bentuk pembelaan diri. Bangsat tai kucing!

Saya ulangi ucapan tulisan saya diatas: Ironisnya, kini sebagian orang-orang Indonesia menghamba pada Israel. Menjadi pembela Israel. Ikut-ikutan merayakan hari kemerdekaan bangsa Israel. Jika dilarang oleh aparat atau kelompok Islam, mereka beralasan larangan itu merusak demokrasi, hak dan kebebasan. Bangsat!

Ironisnya, komunis yang dulu bersimbah darah para jenderal pancasilais, komunis yang dulu membantai kaum santri di Indonesia, kini banyak generasi muda yang ikut-ikutan sok revolusioner kekiri-kirian. Membuka angin bagi para keluarga eks Komunis untuk bangkit. Mereka mendesak TAP MPRS no 25 tahun 1966 tentang larangan dan pembubaran PKI dicabut.

Jika mereka (pecinta Komunis) dilarang, mereka akan berteriak bahwa aparat atau umat Islam yang melarang Komunis telah menyalahi/melanggar HAM. Mereka berteriak, komunis sebagai korban di tahun 1965/66. Padahal merekalah yang memulai. Umat Islam saat itu hanya bereaksi terhadap kebiadaban para anak buah Aidit tersebut. Maling kok teriak maling!

Maka benar apa yang dikatakan Wakil Ketua PBNU As’ad Said Ali bulan oktober 2012 lalu, bahwa umat Islam-lah yang menjadi korban. Bukan PKI yang menjadi korban. Maka wajar beliau menolak NU, Banser dan Ansor meminta maaf terhadap keluarga PKI. “Para penulis sejarah termakan oleh manipulasi buku putih yang ditulis Aidit (dan pengikutnya). Tetapi rakyat, ulama dan santri tetap mencatat dalam sejarahnya sendiri”,ujar As’ad Said Ali.

Tulisan atau data atau fakta yang saya tulis ini bukan hendak membela Nazi Jerman dan menyudutkan Yahudi maupun Komunis. Tapi saya berusaha meluruskan sesuatu yang menjadi bengkok di pikiran kita. Sesuatu yang dibengkokkan oleh orang-orang yang membenci Islam! Sesuatu yang dibengkokkan oleh orang yang merasa kelompoknya dirugikan.

Mungkin ketidak mengertian tentang Nazi Jerman yang menyeluruh dan awamnya masyarakat kita tentang peran Nazi Jerman terhadap Indonesia yang membuat publik Indonesia mengecam apa yang dilakukan Ahmad Dani sehingga dia cuek saja sambil berkata:

Salam INDONESIA RAYA. Indonesia JAYA! Yakinlah, Allah SWT bersama orang-orang yang benar. Lawan ketidak adilan, kemunafikan dan kepalsuan. Wassalam!


Sumber :

Panzerjäger I




Oleh : Hostuf Rizal

 Panzerjäger I (Pemburu Tank I) merupakan model yang paling awal dari tank destroyer Jerman. Diproduksi dengan memakai nama resmi 4.7 cm PaK(t) (Sf) auf Panzerkampfwagen I, di mana (t) berarti "Tschechoslowakisch" atau Cekoslovakia, sedangkan (Sf) berarti "Selbstfahrlafette" yang diartikan (Self-Propelled Carriage) atau kendaraan yang dapat berjalan sendiri. Panzerjäger sebagai tank destroyer lebih murah biaya produksinya daripada tank. Model awal ini meskipun masih sederhana, tetapi cukup efektif dan menjadi solusi yang paling murah untuk menghadapi tank-tank Perancis dalam Blitzkrieg.

Panzerjäger I dibuat dengan memasang sebuah meriam anti-tank Skoda 47 mm PaK (Panzerabwehrkanone) buatan Cekoslovakia di atas chassis Panzer I. Perlindungan terhadap awak dari Panzerjäger I hanya didapatkan dari perisai meriam saha, dan para awak tidak mendapat perlindungan dari lapisan-lapisan pelindung baja. Panzerjäger I diproduksi total sebanyak 202 unit, dan telah mulai digunakan Jerman sejak Blitzkrieg di Perancis, kemudian turut unjuk kemampuan dalam kesatuan Afrika Korps di medan perang Afrika Utara, dan terakhir digunakan pada tahun 1943.

Statistik Panzerjäger I
*Kelas : Light Tank Destroyer
*Berat : 6,5 ton
*Senjata Utama : Skoda 47 mm PaK
*Kru : 3 orang
*Pelindung : 6 - 14 mm
*Kecepatan : 40 km/jam


Sumber :
- Darmawan, Muh. Daud (2010). "Kendaraan Tempur Perang Dunia II". Penerbit NARASI
- www.en.wikipedia.org



Foto Album Hermann Göring Division di Italia






























Sumber :
Foto koleksi pribadi Roberto "Roby66"
www.wehrmacht-awards.com

Friday, June 27, 2014

PzKpfw VI (Panzerkampfwagen VI) "Tiger"



Oleh : Hostuf Rizal

 Tank PzKpfw VI Tiger adalah tank berat Jerman yang paling ditakuti oleh pasukan Sekutu maupun Uni Soviet dalam Perang Dunia II. Tank ini diproduksi untuk menandingi superioritas T-34 dan tank berat KV-1 milik Uni Soviet selama perang di Ostfront Rusia. Tiger terlihat pertama kali di medan perang Rusia pada September 1942 di sekitar kota Leningrad, lebih awal dari PzKpfw V Panther.

Jika Panther merupakan tank terbaik dari segi efektifitas tempur, maka Tiger dengan penampilan yang sangat kokoh dan senjata maut telah mampu menimbulkan efek ketakutan psikologis bagi lawan-lawannya, yang terkenal sebagai "Tigerphobia". Inilah tank yang paling melegenda selama Perang Dunia II. Sehingga ketika perang usai, buku manual pengoperasian Tiger (Tigerfabel) banyak diburu oleh kolektor sebagai souvenir.

Tiger pertama kali diproduksi dengan kode desain Panzerkampfwagen VI Ausführung H atau PzKpfw VI Ausf. H (Ausführung = versi atau model) pada Agustus 1942. Pada Maret 1943, Tiger didesain ulang dengan kode PzKpfw VI Ausf. E. Nama julukan "Tiger" diberikan oleh Ferdinand Porsche, seorang insinyur berkebangsaan Jerman yang bertanggung jawab penuh terhadap produksi kendaraan-kendaraan tempur Jerman.

Waktu produksi tank Tiger kurang lebih adalah dua kali lebih lama dari tank-tank Panzer III ataupun Panzer IV. Biaya produksinya juga salah satu yang paling mahal dari berbagai model tank yang tampil dalam kancah Perang Dunia II. Ketika tank PzKpfw VI Ausf. B Königstiger (King Tiger) mulai diproduksi pada Januari 1944 sebagai versi upgrade, produksi Tiger sedikit demi sedikir dikurangi sampai akhirnya dihentikan sama sekali pada Agustus 1944.

Tiger dibuat dengan menekankan segi persenjataan yang kuat dan lapisan pelindung yang kokoh, meskipun harus mengorbankan kecepatan dan kemampuan manuver. Desain telah dimulai sejak tahun 1937, tanpa ada rencana produksi secara massal dalam waktu dekat. Produksi Tiger dimulai ketika Jerman mengalami pukulan hebat di medan perang Rusia oleh kehadiran tank T-34 Uni Soviet. Meskipun secara umum desain Tiger hampir sama dengan Panzer IV, Tiger memiliki bobot dua kali lebih berat daripada Panzer IV. Jadi bisa dikatakan bahwa Tiger adalah versi Panzer IV dengan meriam yang lebih besar, lapisan pelindung yang lebih tebal, mesin yang memiliki daya tenaga lebih besar, kapasitas bahan bakar dan amunisi yang lebih besar, dan desain suspensi yang lebih kokoh.

Desain Tiger sebenarnya dapat dikatakan konservatif. Lapisan pelindung Tiger dipasang secara tegak lurus, tidak miring seperti pada tank Panther atau tank T-34. Jadi, untuk memberikan perlindungan ekstra, Tiger sangat bergantung pada lapisan pelindung yang sangat tebal. Pelindung yang tebal mengakibatkan bobot tank menjadi sangat berat. Lapisan pelindung depan setebal 100 mm, dengan pelindung turret depan setebal 110 mm. Sedangkan pelindung samping dan belakang adalah 80 mm, dan pelindung atas dan bawah adalah setebal 25 mm. Lapisan-lapisan pelindung ini tidak disatukan dengan paku atau baut, melainkan dengan las dengan tujuan untuk dapat sedikit mengurangi bobot tank. Untuk PzKpfw VI Ausf. B King Tiger, lapisan pelindung dipasang secara miring (sloped) dengan ketebalan 100 mm di depan, 180 mm untuk turret depan, 80 mm di samping dan belakang, dan 40 mm di atas dan bawah. King Tiger memiliki turret yang berbentuk agak lonjong.

Senjata yang digunakan oleh Tiger dan King Tiger adalah meriam 88 mm, yang diambil dari meriam multiguna 88 mm Flak (Fliegerabwehrkanone), dan dua senapan mesin MG-34 7,92 mm. 88 mm Flak dapat digunakan sebagai senjata anti-pesawat maupun anti-tank dan satu-satunya meriam yang ampuh melawan tank KV-1 milik Uni Soviet.

Turret Tiger dioperasikan dengan tenaga mesin, dan dapat berputar penuh dalam waktu satu menit. Tempat penyimpanan amunisi terletak di samping, atau di atas track sehingga ini menjadi titik terlemah yang sering diincar lawan-lawannya. Tiger terkenal akan akurasi tembakannya berkat perangkat pembidik optis Zeiss TZF 9B. Dengan perangkat ini, Tiger dapat membidik dengan tepat sasaran dari jarak 1500 meter. Bahkan dengan jenis amunisi tertentu, meriam 88 mm Tiger dapat menembus lapisan pelindung baja setebal 110 mm dari jarak 2000 meter. Inilah yang paling ditakuti dari Tiger, yaitu perpaduan dari daya hancur meriam dan akurasi tembakan dari jarak yang sangat jauh.

Dengan memanfaatkan faktor ini, sebuah Tiger dapat menghancurkan lawan-lawannya seperti T-34 Uni Soviet atau M4 Sherman milik Amerika Serikat sebelum lawan tersebut mencapai jarak tembak efektif mereka. Meriam 75 mm millik M4 Sherman baru bisa efektif menembus pelindung samping Tiger dari jarak kurang dari 500 meter. Ketika Tiger bertempur melawan M4 Sherman di Normandia dalam Operasi Overlord yang dilancarkan oleh Sekutu, statistik mencatat bahwa perlu 4 sampai 5 atau lebih M4 Sherman untuk berhasil selamat, atau sering juga M4 Sherman tersebut hancur semuanya. Atau bahkan di bawah pimpinan seorang komandan yang cakap, satu unit Tiger dapat menghabusu sampai 10 unit Sherman tanpa mengalami kerusakan yang berarti. Sempat disebutkan pula bahwa tembakan meriam 88 mm mampu menembus bagian depan turret M4 Sherman dan teris tembus ke belakang.

Meskipun demikian, Tiger memiliki kelemahan yang mencolok, Ini sudah disebutkan sebelumnya, yaitu bobot tank yang terlalu berat. Berat tank Tiger mencapai 57 ton. Sedangkan King Tiger berbobot 68 ton. Jauh lebih berat dari tank terberat milik Uni Soviet yaitu KV-2 yang berbobot hanya 52 ton. Jika sebuah Tiger mengalami kerusakan mesin, perlu 2 sampai 3 traktor penderek untuk membawanya ke tempat reparasi. Sering kali terjadi di medan tempur, tank-tank Tiger yang rusak tidak dapat dibawa untuk diperbaiki sehingga dapat dirampas oleh musuh.

Karena bobot yang berat inilah juga berakibat Tiger tidak dapat dijalankan menempuh jarak yang sangat jauh, karena akan mengakibatkan overheating mesin dan bahkan bisa menyebabkan kebakaran. Jarang ada iring-iringan Tiger menempuh suatu perjalanan jauh tanpa ada satu pun yang mengalami kerusakan. Untuk mengatasi hal ini, Tiger menggunakan dua jenis track atau rantai roda yang berbeda. Track yang lebih sempit dan lebih ringan, berukuran lebar 66 cm digunakan untuk transportasi, dan track untuk bertempur digunakan yang berukuran 80 cm. Kecepatan maksimal yang dicapai di jalanan lurus dan rata adalah 38 km/jam.

Kelemahan lain seperti yang telah disebutkan adalah biaya produksi yang sangat mahal. Ini menyebaban Tiger tidak dapat diproduksi dalam jumlah besar, seperti M4 Sherman yang mampu diproduksi sebanyak 40.000 unit selama perang dan T-34 sebanyak 57.000 unit. Total, hanya sebanyak 1335 unit Tiger yang diproduksi selama perang. Sedangkan King Tiger hanya diproduksi sebanyak 500 unit, karena Jerman telah berada di ambang kekalahan ketika produksi King Tiger dimulai. Jadi meskipun seperti telah disebutkan bahwa untuk melumpuhkan satu unit Tiger perlu setidaknya 5 unit M4 Sherman, sehingga kehilangan M4 Sherman ini dapat segera diganti dengan unit yang baru.

Statistik PzKpfw VI Tiger
*Kelas : Heavy Tank
*Berat :
-) 57 ton (PzKpfw VI Ausf. E "Tiger")
-) 68 ton (PzKpfw VI Ausf. B "King Tiger")
*Senjata Utama :
-) 88 mm KwK 36 L/56 (PzKpfw VI Ausf. E "Tiger")
-) 88 mm KwK 43 L/71 (PzKpfw VI Ausf. B "King Tiger")
*Kru : 5 orang
*Pelindung :
-) 25-100 mm (PzKpfw VI Ausf. E "Tiger")
-) 25-180 mm (PzKpfw VI Ausf. B "King Tiger")
*Kecepatan :
-) 38 km/jam (PzKpfw VI Ausf. E "Tiger")
-) 35 km/jam (PzKpfw VI Ausf. B "King Tiger")

Kebanyakan ace tank Jerman yang paling ternama dalam Perang Dunia II mencatat kemenangan-kemenangan gemilang bersama tank Tiger. Banyak kisah menarik tentang ketangguhan tank Tiger di medan pertempuran. Misalnya seperti kisah tentang Tiger yang dipimpin oleh SS-Oberscharführer Franz Staudegger, seorang prajurit muda yang baru berusia 20 tahun, yang seorang diri berhasil menghancurkan 22 tank T-34 Uni Soviet dalam pertempuran Kursk. Dimulai ketika pada 5 Juli 1943, Batalion ke-2 Resimen Panzer Jerman "Leibstandarte" dari Divisi pertama SS-Adler melancarkan serangan ke posisi musuh. Franz Staudegger terpaksa tinggal di belakang karena tank Tigernya mengalami kerusakan. Seorang pengintai memberi berita bahwa satu rombongan besar yang terdiri kurang lebih 50-60 tank T-34 sedang melaju cepat ke arahnya.

Setelah selesai dengan proses perbaikan, Franz Staudegger memacu Tigernya untuk menyongsong rombongan T-34 tersebut. Pertempuran tidak dapat dihindari. Dalam 2 jam, Franz Staudegger berhasil menghancurkan 17 unit T-34. Tidak ada satu pun tembakan T-34 yang mempan terhadap tank Tigernya. Pasukan Uni Soviet memilih menarik mundur pasukannya. Franz Staudegger sedang dalam semangat yang berkobar-kobar dan memutuskan untuk mengejar tank Uni Soviet tersebut. Semua ini dilakukan seorang diri. Akhirnya, ia menemukan posisi tank-tank T-34 yang sedang menyusun kekuatan kembali. Dari jarak yang aman, ia menembakkan peluru satu demi satu dengan tenang ke tengah-tengah kerumunan tank musuh dan menghabiskan seluruh pelurunya. Sebanyak 5 unit lagi T-34 menemui ajalnya. Tank-tank T-34 yang tersisa memilih melarikan diri karena panik dan merasa tidak ada gunanya menantang sang Macan secara langsung, padahal mereka tidak mengetahui kalau amunisi dari sang Tiger ini sudah habis. Total 22 unit T-34 Uni Soviet dihancurkan seorang diri dan membuat berantakan formasi tank T-34 tersebut. Untuk prestasi ini, Franz Stadegger mendapat undangan secara pribadi dari Der Fuhrer sendiri dan mendapat Ritterkreuz des Eisernez Kreuz.

Prestasi lain yang mengesankan dicatat oleh SS-Unterscharführer Willi Fey dari Kompi Pertama sSSPzAbt 102 (schewere SS Panzer Abteilung 102, atau Batalion Tank Berat SS 102) di Normandia. Pada 8 Agustus 1944, Willi Fey dan unit Tigernya menghadang 15 tank Sherman dari pasukan Inggris dan berhasil menghancurkan 14 Sherman, dengan menghabiskan seluruh amunisi yang ada. sSSPzAbt 102 kemudian kehilangan seluruh Tigernya yang dimiliki, tetapi berhasil menghancurkan 227 tank Sekutu dalam waktu 6 minggu.

Jerman juga memiliki seorang ace Tiger lain yang juga sangat disegani dalam Perang Dunia II dan salah seorang komandan tank yang paling dihormati dalam Panzertruppe. Ia adalah SS-Hauptsturmführer Michael Wittmann dari Kompi ke-2 sSSPzAbt 101. Wittmann telah berpengalaman mengoperasikan tank Jerman dari berbagai model, dimulai sebagai komandan StuG III sebelum akhirnya menutup karir sebagai komandan Tiger.

Namanya semakin terkenal dalam pertempuran di Villers-Bocage pada 13 Juni 1944, di mana Kompi ke-2 yang dipimpin oleh Michael Wittmann dan terdiri dari 6 unit Tiger berhasil memukul mundur Divisi Lapis Baja ke-7 Inggris. Kompi ke-2 berhasil menghancuran 32 kendaraan tempur Inggris termasuk 18 tank. Wittmann sendiri berhasil menghancurkan 11 tank Inggris dan beberapa kendaraan tempur lain dari berbagai jenis.

Selama karirnya, Michael Wittmann berhasil menghancurkan 138 tank dan 132 meriam anti-tank Sekutu. Michael Wittmann dan gunner-nya Balthasar 'Billy' Woll sang penembak jitu bersama awak yang lain adalah tim yang paling ditakuti dalam Perang Dunia II. Sepak terjang Michael Wittmann berakhir pada 8 Agustus 1944 ketika tank Sherman Firefly milik Inggris dalam pertempuran di dekat kota St. Aignan de Cramesnil, Perancis. Gunner tank Firefly yang bernama Joe Ekins patut mendapatkan kredit tersendiri karena tembakannya yang jitu mematikan tepat mengenai tempat penyimpanan amunisi tank Tiger milik Michael Wittmann. Jerman berusaha menyebarkan propaganda bahwa Michael Wittmann tewas karena serangan udara dari pesawat tempur Sekutu, dan bukan tewas dalam pertempuran tank.

Selain Staudegger, Willi Fey dan Wittmann, Jerman juga memiliki seorang ace Tiger yang sangat terkenal di medan perang Rusia. Dia adalah Oberleutnant Otto Carius dari Kompi ke-2 sPzAbt 502. Di medan perang Rusia, nama Otto Carius berarti mimpi buruk bagi Uni Soviet, antara lain karena keberhasilannya menghancurkan lebih dari 150 tank Uni Soviet. Angkatan Bersenjata Uni Soviet sampai-sampai menawarkan penghargaan khusus bagi siapa saja yang berhasil menghentikan Otto Carius.

Carius memperoleh ketenaran ketika ia dan kompinya (satu kompi baja Jerman terdiri atas sekitar 8-15 tank) berhasil menghadang dan menghancurkan 28 tank berat terbaru Uni Soviet JS-2 (namun beberapa sumber juga menyebutkan JS-1).

Taktiknya sangat brilian. Pertama-tama ia menempatkan tanknya dan tank-tank lain sedemikian rupa dalam posisi terjepit. Setelah konvoi tank Uni Soviet mendekat, ia menghancurkan tank-tank di barisan paling depan dan paling belakang terlebih dahulu, sehingga tank-tank Uni Soviet terkurung di tengah-tengah dan tidak dapat bergerak dengan leluasa atau mengundurkan diri. Carius juga mengincar truk-truk pengangkut bahan bakar dan amunisi untuk menambah kerusakan dalam barisan tank lawan. Dan dalam kekacauan hebat yang timbul kemudian, satu per satu tank berat JS-2 yang sangat tangguh menemui ajalnya.

Karena prestasinya di medan perang Rusia ini, Otto Carius kemudian meraih penghargaan Das Eichenlaub zum RItterkreuz des Eisernen Kreuzes, serta badge khusus Panzerkampfabzeichen untuk para ace yang berhasil menghancurkan 100 tank lawan.

Pada akhir perang, Otto Carius dipindahkan ke medan perang barat untuk memimpin Schewerer Panzerjager 512 Abteilungen (Batalion Antitank Berat) yang terdiri dari unit-unit tank destroyer berat JagdTiger. Otto Carius berhasil melewati perang dengan selamat dan menghabiskan akhir hidupnya dengan tenang. Ia juga menulis sebuah buku otobiografi dan kisah-kisah pertempurannya yang berjudul "Tiger in the Mud". Selain nama-nama yang tersebut di atas, masih ada banyak komandan tank Tiger yang mampu membukukan catatan korban lebih dari 100 tank. Di antaranya yang paling terkenal adalah Kurt Knispel (168) dan Johannes Bolter (139).


Sumber :
- Darmawan, Muh. Daud (2010). "Kendaraan Tempur Perang Dunia II". Penerbit NARASI
- www.wikipedia.org
- www.wwiivehicles.com


PzKpfw V (Panzerkampfwagen V) "Panther"




Oleh : Hostuf Rizal

 PzKpfw V Panther adalah tank kelas medium yang diproduksi untuk mengimbangi superioritas T-34 dan KV-1 di medan perang Rusia yang tidak mampu dilakukan oleh tank Panzer III dan Panzer IV. Pada tanggal 25 November 1941, Adolf Hitler memerintahkan untuk membuat suatu rancangan tank baru yang lebih baik daripada Panzer IV, tank terbaik yang dimiliki Jerman pada saat itu. Panther direncanakan untuk menggantikan sepenuhnya Panzer III, dengan tetap mempertahankan Panzer IV. Dari tiap-tiap divisi Panzer yang masing-masing terdiri dari dua batalion, rencananya adalah untuk memperkuat satu batalion penuh dengan unit-unit Panther, sementara satu batalion yang lain tetap diperkuat oleh Panzer IV. Dan rencana akhirnya, mulai pertengahan tahun 1943 semua batalion telah diperkuat oleh Panther.

Wehrmacht menginginkan suatu rancangan tank yang baru yang lebih baik dari Panzer III dan Panzer IV dan dengan berat antara 30 - 35 ton. Jerman telah belajar banyak dari pengalaman mereka di medan perang Rusia. Dan dari pengalaman ini, desain Panther mengambil banyak sisi keistimewaan dari T-34. Di antaranya adalah pemasangan lapisan plat baja pelindung secara miring (sloped armor) dengan sudut kemiringan tertentu. Cara pemasangan seperti ini terbukti ampuh untuk menahan tembakan meriam pada kaliber tertentu sehingga Jerman mengerahkan Panzer III dan Panzer IV sempat mengalami kesulitan dalam menghadapi T-34. Selain itu, berdasarkan pengamatan dari T-34 Uni Soviet, Panther juga dilengkapi dengan track atau rantai roda yang lebih lebar untuk meningkatkan kemampuan di medan yang berat. Proses desain Panther telah dimulai pada bulan April 1942.

Panther dilengkapi dengan senjata utama meriam 75mm KwK 42 L/70 dan dua senapan mesin MG-34 7,92mm. Proses produksi Panther dimulai pada Desember 1942. Pada 11 Januari 1943, unit Panther yang pertama telah meninggalkan pabrik. Model Panther yang pertama ini diberi nama PzKpfw V Ausf. D. Dari 1000 unit yang direncanakan untuk diproduksi, 250 unit di antaranya telah siap untuk diterjunkan ke medan perang Rusia pada Mei 1943, dan bergabung dalam Panzer Abteilungen (Batalion Panzer) 51 dan 52 dalam Heeresgruppe Sued (Grup Tentara Selatan). Masing-masing batalion ini diperkuat oleh 96 unit Panther.

PzKpfw V Panther telah dianggap sebagai salah satu tank terbaik dalam kancah Perang Dunia II selain T-34/85 milik Uni Soviet. Kehadiran Panther untuk pertama kalinya adalah di Kursk, Uni Soviet pada 5 Juli 1943 (Operasi Citadel). Jenderal Heinz Guderian berpendapat bahwa Panther terlalu terburu-buru untuk dikerahkan. Karena selain masih banyak memiliki masalah teknis tersendiri dan juga awak tank yang belum cukup terlatih dalam mengoperasikan Panther yang dinilai lebih rumit daripada pengoperasian Panzer tipe-tipe sebelumnya.

Dalam pertempuran Kursk, Panther Ausf. D masih memiliki banyak masalah mekanis. Masalah yang paling sering terjadi adalah kerusakan sistem transmisi dan overheating mesin. Ini sering mengakibatkan kebakaran. Banyak tank Panther yang rusak karena masalah ini, dan justru bukan karena serangan dari musuh. Masalah lain yang sering dihadapi adalah masalah suspensi. Ini mengakibatkan Panther sering mengalami goncangan dan tidak dapat membidik sasarannya dengan baik dalam keadaan berjalan. Ditambah lagi tangki bahan bakar yang tidak terlindungi dengan baik sehingga sering kali pula menjadi titik terlemah yang selalu diincar musuh. Meskipun demikian, Panther mencatat prestasi mengesankan di Kursk dengan berhasil menghancurkan 263 unit tank milik Uni Soviet.

Pada Agustus 1943, beberapa Panther yang tersisa dari pertempuran Kursk dimodifikasi menjadi PzKpfw V Ausf. A. Perbaikan yang dilakukan, antara lain dilakukan pada gearbox dan sistem transmisi dan suspensi serta penambahan satu senapan mesin MG-34 7,92mm di bagian depan.

Panther model A diproduksi sebanyak 2192 unit dalam bulan Agustus 1943 sampai Mei 1944. Pada Maret 1944, PzKpfw Ausf. G mulai diproduksi sebagai versi perbaikan dari model A. Perbaikan yang dilakukan, antara lain dengan menambahkan lapisan antimagnet (lapisan keramik Zimmerit) untuk mencegah serangan dengan ranjau magnetis. Model G diproduksi sebanyak 2953 unit dan model ini merupakan model yang terbaik.

Tidak banyak masalah mekanis yang dimiliki Panther model G dibanding dengan model-model pendahulunya, dan oleh karena itu Panther model G dinilai sebagai tank terbaik pada Perang Dunia II dalam segi efektifitas tempur yang meliputi kekuatan senjata, pelindung, mobilitas serta kemampuan dan daya tahan mesin. Panther lebih banyak beraksi di front timur (Uni Soviet), dan tidak pernah digunakan di front barat (Eropa Barat) sampai awal tahun 1944 untuk melawan pendaratan massal tentara Sekutu di Anzio, Italia. Barulah pada pertempuran di Normandia, Panther dikerahkan secara besar-besaran.

Panther memiliki kombinasi yang sangat baik antara persenjataan, pelindung, dan kemampuan manuver. Kemampuannya bahkan dinilai jauh di atas tank milik Amerika Serikat, M4 Sherman dan T-34 Uni Soviet. Panther dapat menghancurkan sebuah M4 Sherman dan T-34 dari jarak 1000-2000 meter, dari sisi manapun juga. Dari depan, lapisan pelindung Panther yang dipasang secara miring tidak dapat ditembus oleh tembakan meriam 75mm Sherman, bahkan dari jarak 500 meter.

Sejak 1943, tank-tank Panther yang berhasil dirampas oleh Soviet digunakan untuk membentuk satu kompi utuh yang dipimpin Letnan Sotnikov dan digunakan untuk melawan pemilik aslinya. Soviet sangat memuji dan mengagumi Panther dan oleh karena itu mereka berusaha merampas sebanyak mungkin tank-tank Panther milik Jerman, dan kalau bisa dalam keadaan baik dan utuh. Karena itulah, sebenarnya setiap awak tank Jerman yang meninggalkan tanknya karena masalah mekanis atau yang lain dan tidak ada kemungkinan sama sekali untuk dibawa dan diperbaiki, harus menghancurkan tank tersebut supaya tidak dapat dimanfaatkan oleh musuh. Setiap tank Panther yang berhasil dirampas oleh Soviet dalam kondisi baik dan utuh akan dihadiahkan sebagai penghargaan kepada awak tank yang berprestasi. Untuk itu, Soviet melatih para mekanik secara khusus untuk menangani Panther. Uni Soviet juga menerjemahkan dan menerbitkan buku manual pengoperasian Panther (Pantherfibel) yang ditulis dalam bahasa Rusia pada tahun 1944.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Inggris, Kanada, Amerika Serikat dan Polandia. Gerakan perlawanan bawah tanah Perancis juga berhasil merampas beberapa unit Panther pada pertengahan 1944. Tank-tank ini digunakan dalam pertempuran sekitar Rouen pada 30 Agustus 1944. Dua di antaranya dihancurkan oleh tank Tiger Jerman dari sSSPzAbt 102. Ini adalah situasi pertempuran yang sangat menarik dan jarang terjadi di mana tank-tank terbaik Jerman saling bertempur satu sama lain.

Salah seorang ace Panther yang paling terkenal selama Perang Dunia II adalah Ernst Barkmann, dari kesatuan elit divisi II SS Das Reich. Barkmann pertama kali memimpin tank Panther pada Operasi Citadel di sekitar Kursk, Uni Soviet pada Juli 1943. Salah satu pertempuran yang memopulerkan namanya terjadi di dekat desa Le Lorey, Perancis pada 27 Juli 1944.

Ernst Barkmann dan Panthernya yang terpisah dari kesatuannya yang mengundurkan diri ke desa tersebut. Dari seorang mata-mata Jerman diketahui bahwa suatu barisan M4 Sherman AS sedang menuju ke arah mereka. Barkmann kemudian menempatkan dan menyamarkan Panthernya di sebuah hutan pohon ek dan siap melakukan penghadangan. Korban pertama Barkmann adalah 2 unit M4 Sherman di barisan paling depan dan sebuah truk pengangkut bahan bakar. Tank-tank Sherman di belakangnya terhalang oleh kobaran api dan kepulan asap yang ditimbulkan, dan mereka menjadi sasaran empuk bagi Barkmann yang berhasil menghancurkan 2 unit M4 yang lain. Pasukan Amerika Serikat kemudian memanggil bantuan pesawat pembob hanya untuk menghancurkan satu unit Panther milik Erns Barkmann. Karena posisi Barkmann yang tersembunyi dengan baik, pesawat pembom Amerika hanya dapat merusakkan Panther Barkmann, yang masih sempat menghancurkan 2 unit M4 Sherman lagi dalam kekacauan yang timbul setelah itu. Ketika awak Panther berusaha memperbaiki tank yang rusak, mereka masih dapat menghancurkan 2 unit lagi M4 Sherman.

Pada akhirnya, Erns Barkmann dapat mengundurkan diri dengan selamat dan masih dapat menghancurkan 1 unit M4 Sherman. Dalam pertempuran yang terkenal dalam sejarah sebagai "Barkmann's Corner" ini, total 9 unit M4 Sherman dan beberapa truk pengangkut hancur oleh hanya 1 unit Panther yang masih dapat mengundurkan diri dengan selamat. Atas prestasi ini, Ernst Barkmann mendapatkan medali penghargaan berupa Ritterkreuz (Salib Ksatria).

Ernst Brkmann masih dapat menujukkan kegemilangannya bersama Panther dalam operasi ofensif Jerman di pegunungan Ardennes pada Desember 1944 dan beberapa pertempuran lain, termauk terakhir dalam mempertahankan kota Berlin dari serangan balik Tentara Merah Uni Soviet pada Maret 1945.

Divisi II SS Das Reich adalah pemegang rekor untuk jumlah total korban dari kendaraan tempur lawan selama perang yaitu sebanyak lebih dari 3000 unit, termasuk 4 unit tank T-34 Uni Soviet yang dihancurkan Barkmann dalam pertempuran di dekat kota Stuhlweissenburg, Jerman. Ernst Barkmann akhirnya menghadapi lawan yang sangat tangguh, yaitu tank-tank berat Uni Soviet Josef Stalin (JS-2). Dalam pertempuran ini, Ernst Barkmann kehilangan 3 dari 9 unit Panther dalam kesatuan yang dipimpinnya dan terpaksa mengundurkan diri.

Pada April 1945, Ernst Brkmann menyerah kepada pasukan Inggris di Wina, Austria setelah Panthernya tertembak oleh kawan sendiri (friendly fire) dan mengalami kerusakan. Tank Panther tersebut terpaksa dihancurkan supaya tidak jatuh ke tangan musuh, dan Barkmann bersama para awaknya menyerahkan diri.

Statistik PzKpfw V 'Panther':
*Kelas : Medium Tank
*Berat :
-) 43 ton (PzKpfw V Panther D)
-) 45,5 ton (PzKpfw V Panther G)
*Senjata Utama : 75mm KwK 42 L/70
*Kru : 5 orang
*Pelindung :
-) 16 - 100 mm (PzKpfw V Panther D)
-) 16 - 110 mm (PzKpfw V Panther G)
*Kecepatan : 46 km/jam

Sumber :
- Darmawan, Muh. Daud (2010). "Kendaraan Tempur Perang Dunia II". Penerbit NARASI



Album Foto 77. Infanterie-Division

PERAIH EICHENLAUB

 
Oberst der Reserve Rudolf Bacherer (19 Juni 1895 - 6 Juli 1964) adalah perwira kavaleri yang telah malang melintang di medan pertempuran dari sejak Perang Dunia Pertama sebagai anggota 3. Badischen Dragoner-Regiment "Prinz Karl" Nr. 22. Dalam Perang Dunia II dia menunjukkan prestasi yang menonjol sebagai komandan resimen di Front Timur sehingga dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #2276 tanggal 30 Oktober 1943 sebagai Oberst der Reserve dan Kommandeur Grenadier-Regiment 234 / 56.Infanterie-Division / XII.Armeekorps / 4.Armee / Heeresgruppe Mitte. Pada bulan Juni 1944 Bacherer mengomandani Resimen Grenadier ke-1049 di Front Barat ketika Generalmajor Rudolf Stegmann, komandan Divisi Infanteri ke-77 yang menjadi atasannya, terbunuh dalam serangan udara Amerika. Bacherer untuk sementara diangkat sebagai komandan divisi, dan dalam waktu yang singkat ini dia memimpin pasukannya secara brilian menghadapi musuh yang jauh lebih kuat. Tanggal 17 Juni dia menawan 250 orang prajurit Amerika, dilanjutkan dengan menerobos kepungan musuh untuk bergabung dengan sisa-sisa LXXXIV.Armeekorps di dekat La Haye-du-Puits. Divisinya, yang banyak kehilangan anggota akibat pertempuran yang non-stop di berbagai front, terpaksa mundur kembali ketika musuh melancarkan serangan balasan. Sayangnya Bacherer tidak sempat menyelamatkan diri dan ditangkap oleh pasukan Amerika tak lama setelah jatuhnya Saint-Malo tanggal 15 Agustus 1944. Untuk prestasinya di Front Barat dia dianugerahi Eichenlaub zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #550 tanggal 11 Agustus 1944 sebagai Oberst der Reserve dan Kommandeur Grenadier-Regiment 1049 / 77.Infanterie-Division / 7.Armee / Heeresgruppe D. Namanya juga disebutkan dalam Wehrmachtbericht (siaran radio propaganda Wehrmacht) edisi 10 Juli 1944. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse dan I.Klasse; Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918; 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (1 Juni 1940) dan I.Klasse (1 September 1940); 1939 Verwundetenabzeichen in Schwarz; Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (1942); serta Deutsches Kreuz in Gold (29 Januari 1942)


Sumber :
www.ritterkreuztraeger-1939-45.de
www.ww2awards.com

Foto 56. Infanterie-Division

 Pertemuan antara pasukan Jerman dan Soviet di wilayah Boryslav, Polandia, tanggal 23 September 1939. Awak tank BT-7 Soviet ini berasal dari Brigade Tank Ringan ke-23, sementara prajurit-prajurit infanteri Wehrmacht yang mengerubunginya berasal dari 56. Infanterie-Division. Hanya berselang 20 bulan kemudian peta Eropa akan berubah drastis saat Blitzkrieg Jerman melahap habis Denmark, Norwegia, Belanda, Belgia, Prancis, Yugoslavia, dan Yunani. Kemenangan kilat ini membuat shock Stalin, yang memprediksikan peperangan panjang antara Hitler melawan Sekutu Barat seperti halnya Perang Dunia Pertama
 ---------------------------------------------------------------------------

PERAIH RITTERKREUZ

 
Oberst der Reserve Rudolf Bacherer (19 Juni 1895 - 6 Juli 1964) adalah perwira kavaleri yang telah malang melintang di medan pertempuran dari sejak Perang Dunia Pertama sebagai anggota 3. Badischen Dragoner-Regiment "Prinz Karl" Nr. 22. Dalam Perang Dunia II dia menunjukkan prestasi yang menonjol sebagai komandan resimen di Front Timur sehingga dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #2276 tanggal 30 Oktober 1943 sebagai Oberst der Reserve dan Kommandeur Grenadier-Regiment 234 / 56.Infanterie-Division / XII.Armeekorps / 4.Armee / Heeresgruppe Mitte. Pada bulan Juni 1944 Bacherer mengomandani Resimen Grenadier ke-1049 di Front Barat ketika Generalmajor Rudolf Stegmann, komandan Divisi Infanteri ke-77 yang menjadi atasannya, terbunuh dalam serangan udara Amerika. Bacherer untuk sementara diangkat sebagai komandan divisi, dan dalam waktu yang singkat ini dia memimpin pasukannya secara brilian menghadapi musuh yang jauh lebih kuat. Tanggal 17 Juni dia menawan 250 orang prajurit Amerika, dilanjutkan dengan menerobos kepungan musuh untuk bergabung dengan sisa-sisa LXXXIV.Armeekorps di dekat La Haye-du-Puits. Divisinya, yang banyak kehilangan anggota akibat pertempuran yang non-stop di berbagai front, terpaksa mundur kembali ketika musuh melancarkan serangan balasan. Sayangnya Bacherer tidak sempat menyelamatkan diri dan ditangkap oleh pasukan Amerika tak lama setelah jatuhnya Saint-Malo tanggal 15 Agustus 1944. Untuk prestasinya di Front Barat dia dianugerahi Eichenlaub zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #550 tanggal 11 Agustus 1944 sebagai Oberst der Reserve dan Kommandeur Grenadier-Regiment 1049 / 77.Infanterie-Division / 7.Armee / Heeresgruppe D. Namanya juga disebutkan dalam Wehrmachtbericht (siaran radio propaganda Wehrmacht) edisi 10 Juli 1944. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse dan I.Klasse; Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918; 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (1 Juni 1940) dan I.Klasse (1 September 1940); 1939 Verwundetenabzeichen in Schwarz; Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (1942); serta Deutsches Kreuz in Gold (29 Januari 1942)


Sumber :
Buku "Polska 1939" karya Janusz Ledwoch dan Rajmund Szubański
www.ritterkreuztraeger-1939-45.de
www.ww2awards.com

Schwere Panzer Abteilung, Detasemen Tank Berat Jerman



Oleh: Waffen Armee

Jerman semasa Nazi berkuasa mempunyai perangkat perang komplit. Memang tidak semuanya sempat mencium aroma udara bumi. Sebagian telah lahir, sebagian masih berupa prototipe dan bahkan masih ada yang setingkat ide. Namun hampir semuanya mematikan dan unggul dibanding perangkat sejenis milik negara-negara sekutu atau Rusia sekalipun. Salah satu yang patut diajukan adalah tank (panzer) Tiger. Tank raksasa ini bahkan menjadi andalan dan dipakai di banyak pertempuran. Dalam menjalankan tugas, ia sempat menjadi rebutan antara Angkatan Darat (Heer) dan pasukan SS.

Tiger memang diunggulkan oleh pasukan Jerman. Sehingga produksinya digenjot sedemikian rupa. Tiger I, sejak diproduksi Agustus 1942, sudah dibuat sebanyak 1.355 unit hingga pertengahan 1944. Karena segala sesuatunya serba besar, dalam satu bulan hanya bisa diproduksi 25 unit saja. Hanya saja pada April 1944, total produksi melonjak hingga 104 unit dan Juli 1944 diproduksi meningkat lagi menjadi 671 unit. Produksinya dihentikan Agustus 1944 karena digantikan oleh Tiger II yang dikembangkan sejak 1943.

Sama dengan saudara tuanya, Tiger II (King Tiger/ Konig) rencananya juga akan diproduksi hingga 1.500-an unit. Untunglah perang cepat selesai sehingga hanya sekitar 485 tank berbobot hingga 70 ton ini berhasil dibuat.

Melihat kemampuannya, tentu bisa dibayangkan bagaimana posisi tank sebesar gajah ini dalam pasukan Jerman saat itu. Dan memang militer Jerman, terutama AD (Heer) dan Pasukan SS berlomba-lomba menggunakannya. Beberapa detasemen khusus Tiger pun dibentuk, baik oleh AD maupun Pasukan SS. Medan tempurnya meluas dari Normandia, Hongaria hingga ke Kursk (Rusia) dan Afrika Utara.

Salah posisi
Pada mulanya, Tiger dirancang dan dibuat hanya sebagai arsenal pertahanan. Maklumlah, dengan badan sebesar itu (panjang 6,333 m minus meriam), lebar 3,7 m, tinggi 3 m dan berat mencapai 57 ton) dan kemampuan gerak cuma 38 km/jam, ia benar-benar seperti raksasa yang malas berjalan. Walau demikian, tank ini mampu meng-KO tank lawan berjarak 1.6 Km.

Kejelian Hitler melihat kemampuan arsenal yang mempunyai moncong meriam 88 mm menyatakan lain. Layaknya buto ijo, hantaman tangan dan tendangan kakinya bisa menghancurkan lawan berkepingkeping. Sebuah tank bisa terkoyak dan terjungkal hanya dengan sekali semburan meriam. Harusnya tank ini bisa juga digunakan untuk penetrasi dan penyergapan. Terutama untuk penetrasi awal dari jarak jauh.
Setelah pasukan udara membombardir pertahanan lawan, ganti Tiger yang memberondong dari jarak jauh sebelum akhirnya tank medium, panzer maupun pasukan darat masuk menyerang. Taktik blitzkrieg ini berhasil dalam beberapa pertempuran. Terutama dalam pertempuran di Kursk saat mencoba menguasai Rusia. Walaupun akhirnya tentara Jerman mengalami kekalahan total dalam pertempuran tersebut.

Hitler memang benar dalam soal kemampuan gempur Tiger. Namun ia tidak menyadari kelemahan sang ‘buto ijo” yang terletak pada sistem penggeraknya. Sistem track dari roda-roda geriginya akan langsung macet bila terhadang lumpur atau salju. Bila ini terjadi, tentunya ia menjadi sasaran empuk bagi lawan. Suatu kesalahan posisi yang berakibat hancurnya sang raksasa ini. tentang Tiger.

Schwere Panzer Abteilung
Posisi awal Tiger memang digabung dalam sebuah pasukan. Karena sosoknya sangat mencolok, raksasa ini dilindungi beberapa tank kelas medium seperti Panzer III. Formasi ini masih belum memuaskan sehingga terjadi beberapa perombakan. Hingga terakhir didapat formasi dengan mengorganisasi 45 tank. Dibagi dalam tiga kesatuan yang masing-masing terdiri dari seorang pemimpin dan 14 anggota. Namun tentu saja formasi yang sangat besar ini tidak menguntungkan dan tidak efisien. Mengurusi puluhan raksasa ini tentu sangat menguras tenaga. Energi dan waktu lebih banyak terserap pada pemeliharaan dan pengorganisasian komando daripada pertempurannya sendiri.

Hingga akhirnya, dibentuklah unit khusus tank yang disebut Schwere Panzer Abteilung. Walaupun divisi khusus, unit ini bukan korps tersendiri. Tetap menginduk pada korps pasukan yang lebih besar. Dalam setiap penggabungan, selalu ada perombakan struktur dalam korps pasukan tersebut.

Dengan dibentuknya divisi-divisi ini, masalah koordinasi teratasi. Walaupun keterbatasan produksi tetap menjadi kendala. Terutama karena terjadi perebutan antara AD dengan SS. Hingga akhir perang, tak kurang 10 detasemen panzer dimiliki AD, sedangkan SS mempunyai tiga detasemen. Sebuah detasemen rencananya akan ditambahkan, namun Nazi keburu hancur duluan. Sampai perang hampir berakhir, detasemen-detasemen khusus ini masih mengalami perombakan.

Beberapa detasemen Tiger yang terkenal adalah 503st Heavy Panzer Detachment, 505th Heavy Panzer Detachment, 509th Heavy Panzer Detachment milik AD. Dan 101st SS Heavy Panzer Detachment milik pasukan SS.

503st Heavy Panzer Detachment Disebut juga Schwere Panzer Abteilung Feldherrnhalle, detasemen ini bertempur di Front Timur dan Barat. Ia adalah detasemen kedua dibawah Generalfeldmarschall Erwin Rommel yang akan ditugaskan ke Afrika Utara. Hanya saja keterlambatan produksi, yang rencananya diproduksi oleh Porsche namun kemudian diganti Henschel, membuat detasemen ini akhirnya dibelokkan menuju Front Selatan. Di bawah Generaloberst Erich von Manstein, mereka terlibat dalam pertempuran di Kharkov. Di pertempuran ketiga kalinya mereka menunjukkan kelasnya. Mereka berhasil menghancurkan Mobile Group Popov, pasukan khusus Rusia yang sangat gesit.

Selanjutnya mereka menuju Kursk untuk ikut sera dalam operasi Citadel. Di sini mereka kembali teruji dengan hanya kehilangan delapan unit sebelum akhirnya mundur. Di akhir 1943, mereka bergabung dengan Panzer Regiment Bake dibawah pimpinan Oberst Dr. Franz Bake. Bersama Bake, mereka terlibat pertempuran di Cherkassy. Namun April 1944, resimen ini dibubarkan. Detasemen 503 dikirim ke Selatan untuk beristirahat dan konsolidasi. Di sini mereka mendapat suntikan anggota baru berupa 12 unit Tiger II.

Saat Invasi Normandia 6 Juni 1944, Detasemen 503 terbukti menjadi pembawa sial bagi pasukan sekutu. Dibawah perintah Panzergruppe Barat, mereka berhasil menghancurleburkan pasukan tank sekutu di sekitar Caen. Dalam permulaan Operasi Goodwood, sebuah desa di Cagny terlihat oleh pasukan payung sekutu hancur lebur dan porak-poranda. Itu adalah buah kerja tiga Tiger dari Detasemen 503 yang memborbardir dari jarak jauh. Pasukan payung tersebut hanya mendapati segalasesuatunya sudah jungkir-balik.

Detasemen 503 terbukti menjadi horor bagi pasukan sekutu. Bahkan detasemen ini pula yang mengatur penarikan mundur pasukan Jerman karena pukulan pasukan sekutu. Berkat Tiger, pasukan Jerman tidak menjadi bulan-bulanan lebih lanjut pasukan sekutu. Dua bulan kemudian, detasemen ini kembali ditarik guna dilengkapi lagi dengan King Tiger yang lebih segar.

September 1944, Detasemen 503 yang telah segar bergerak ke Hungaria untuk membantu pertahanan Armeegruppe Fretter Pico di dekat Budapest. Begitu sampai di awal Oktober, tiga unit Tiger dipimpin Letnan Freiherr von Rosen langsung menyuport Skorzeny yang menggelar operasi penggulingan pemimpin Hungaria, Miklos Horthy. Operasi yang bertajuk Skorzeny Operation Panzerfaust pun sukses.

Pertempuran sesungguhnya kemudian terjadi di Debrecen. Di sini mereka berhasil menghancurkan pasukan Soviet. Seusai pertempuran, Detasemen 503 mengklaim telah menghancurkan 1.500 ranpur dan 120 tank.
Keadaan berbalik pada pertengahan November. Serbuan balik tentara Soviet mampu memukul balik pasukan Jerman hingga bertahan di kota Budapest. Pasukan Soviet langsung mengepung kota. Tak ada kata lain selain bertahan habis-habisan bagi pasukan Jerman bersama tank Tiger.

Cuaca terbukti menjadi momok bagi Tiger. Salju bulan November – Desember membuat sistem rodanya ngadat. Selain karena pertempuran, Tiger juga banyak menderita kehancuran karena salju. Saat drama pengepungan berakhir pada 31 Desember, pasukan Soviet menawan 45.000 pasukan Jerman plus pasukan Hungaria dan sebagian besar Tiger. Sisanya terus berjuang hingga dihancurkan tentara Soviet pada Februari 1945. Sebagai pengingat, sebuah Tiger I dari Detasemen 503 sekarang disimpan di Bovington Tank Museum, Normandia.

505th Heavy Panzer Detachment.

Dibanding sekaribnya, Detasemen 505 adalah yang paling terkenal dan banyak menuai kemenangan. Detasemen ini dibentuk pada 29 Januari 1943 dengan anggota diambil dari divisi panzer 3 dan 26.

Pada mulanya, mereka akan ditugaskan ke Front Afrika. Namun tugas kemudian dipindah ke Front Timur pada 20 Februari 1943. Kursk adalah medan pembuktian pertamanya. Di bawah pimpinan Mayor Seuvant, pada tanggal 3 Juli 1943 mereka melabrak Kursk. Pada hari pertama pertempuran, 27 Tiger berhasil menghancurkan 42 tank Soviet, termasuk 15 jenis KV1. Operasi ini berhasil memukul mundur pasukan infanteri Soviet. Hanya saja, pasukan Soviet cepat pulih. Pertengahan Juli itu mereka kembali menggempur pasukan Jerman walaupun secara sporadis. Mayor Seuvant menjawabnya dengan mengirim dua Tiger I. Hasilnya, 32 tank T-34S hancur di dekat Werch Tagino dihantam si raksasa ini.

Pada 22 Juli 1943, detasemen bergerak ke Iginka untuk membantu pertahanan. Hasilnya, pada 4 Agustus, 14 tank Soviet berhasil dihancurkan. Hari berikutnya, Tiger nomor 333 mengalami kebakaran tanpa diketahui sebabnya. Banyaknya pertempuran yang hebat dan medan sulit membuat banyak Tiger terpaksa diperbaiki selama pertempuran. Tercatat 17 Tiger harus masuk reparasi. Namun hanya dengan sembilan Tiger yang aktif, mereka mampu merobek 25 tank Soviet. Saat semua unit bisa beroperasi normal, pada 18 September mereka mampu menghantam 26 unit T-34 Soviet. Hanya satu korban jatuh yaitu Tiger nomor 200.



Karena efektifitasnya, mereka mendapat penghargaan tinggi dari Wehrmacht pada 31 Januari 1944. Selama tujuh bulan dalam tugas, mereka berhasil merontokkan 446 tank musuh. Oberleutnant Knauth bahkan dianugerahi Knight Cross karena berhasil menghancurkan 68 unit T-34 dalam satu hari. Sehari setelah penganugerahan, Knauth tewas dalam pertempuran. Unitnya yang terdiri dari dua Tiger tercatat sebagai top ace hingga peperangan usai.

Pasca menerima penghargaan, ternyata kebesaran Detasemen 505 perlahan-lahan meredup. Pada bulan Juli, mereka dipukul oleh 1st Army of Belarussia. Pasukan Jerman berhasil dipaksa mundur dari daerah Beresowize. Namun mereka harus merelakan 100 tanknya dikunyah Tiger.

Sisa-sisa detasemen ini ditarik ke Ohrdruf untuk diperbaiki dan ditambah anggota dengan Tiger II. Hasilnya, pada 2 September mereka berhasil menghancurkan 68 unit T-34 dan hanya kehilangan dua unit tank. Pada 16 Oktober, 26 tank Soviet kembali dikoyak. Namun sembilan Tiger terpaksa ikut hancur.

Detasemen 505 memang masih bisa mengamuk di mana-mana Namun perang tetap memerlukan perhitungan yang matang. Strategi yang jitu dari pihak sekutu dan Soviet temyata bisa mengatasi keampuhan dan keunggulan teknologi pasukan Jerman.

Puncak kejayaan detasemen terjadi di kota Metgethen pada Februari 1945. Ini adalah kota di wilayah Jerman yang pertama kali diduduki Tentara Merah. Demi mengeluarkan warga sipil daripendudukan Soviet, mereka memborbardir dan membantai pasukan 52nd Infantry Division Soviet. Tiger-Tiger itu temyata mampu menciptakan koridor aman sepanjang 1,5 km ke arah pantai. Hasilnya, 100.000 warga sipil berhasil meloloskan din dengan perahu dan 12.000 lainnya ditolong pasukan Jerman menuju pelabuhan.

Keruntuhan sudah di depan mata. Secara umum, pasukan Jerman memang sudah sangat kewalahan. Suplai bahan bakar dan amunisi sudah tersendat-sendat. Keruntuhan Tiger tinggal menunggu waktu. Pada pertempuran di Semenanjung Peyse tanggal 6 April 1945, 10 unit Tiger II dan semua unit Tiger I dari Detasemen 505 hancur lebur. Tanggal 15 April, karena ketiadaan bahan bakar dan amunisi, dua Tiger terpaksa ditinggalkan. Akhirnya, semua unit anggota detasemen berhasil dihancurkan tank-tank Soviet. Sebagian besar awaknya tewas termasuk pemimpinnya, Oberfeldwebel Mausberg. Hanya sebagian kecil yang mampu menyelamatan din dan kembali ke Jerman. Walau demikian Detasemen 505 mencatat kemenangan atas 900 tank dan 1.000 meriam musuh.

509th Heavy Panzer Detachment

Detasemen ini dibentuk pada awal September 1943 dan ditugaskan di Front Timur. Kebanyakan anggotanya diambilkan dari Resimen Panzer 204 dari 22 Panzer Division yang anggotanya terdiri dari 45 unit Tiger I. Pada mulanya, mereka terlibat dalam pertempuran di Ukraina dan menjadi bagian dari Pasukan Grup Selatan. Segera mereka bertempur di daerah Kirovograd dan Krivoi Rog sebelum akhirnya mundur bersama seluruh pasukan Jerman.

Dua bulan setelah dibentuk, tiga unit anggotanya terpaksa dilepas untuk kemudian bergabung dengan dua SS Panzer Division Das Reich. Di awal 1944, Detasemen 509 ditugaskan untuk terlibat dalam Pertempuran Kiev yang kedua. Pasukan Jerman kembali terpukul mundur. Dalam perjalanan mundur, Tiger I terlihat bertempur sengit di Pavlova.

Maret 1944, Detasemen 509 digabungkan dengan Gepanzerte Gruppe Bake, sebuah brigade lapis baja pimpinan Oberst der Reserve Dr.Med.Dent. Franz Blake. Pada akhir Mei, semua unit anggota detasemen diperbarui sebelum dikirim lagi ke garis depan pada 1 Juni 1944. Mereka langsung pertempuran dengan pasukan Soviet yang menggelar Operasi Bagration pada akhir bulan itu. Mereka bertempur hebat di Novosselki, Shitomir dan Chelmik.

Namun kekalahan total harus mereka rasakan. Bahkan pada 8 September 1944, hanya dalam waktu kurang dan 24 jam, 16 unit anggotanya hancur di dekat Kielce, Polandia. Sisanya kemudian bergerak ke Sennelager untuk perbaikan dan penambahan unit. Rencananya mereka akan mendapat tambahan 45 Tiger II Ausf B pada bulan itu. Apa daya,pabrik Henschel baru mampu menyelesaikannya pada Desember 1944.

Selanjutnya, detasemen ini bergabung dengan SS Obergruppenfuhrer Guile’s IV. SS Panzerkorps. Tugasnya adalah membebaskan kota Budapest dari pasukan Soviet. Operasi berkode Konrad III itu digelar pada 18 Januari 1945. Namun sebuah kesalahan dibuatnya hingga sebuah jembatan besar di atas sungai Vali hancur lebur.

Pertahanan Soviet yang solid menyebabkan Konrad II gagal total. Bahkan 40 dari 45 Tiger II anggota Detasemen 509 rusak. Untung sebagian besar bisa cepat diperbaiki. Hanya 10 yang akhirnya jadi rongsokan. Hanya saja dalam laporan diakhir pertempuran, detasemen ini menglaim telah berhasil menghancurkan 203 tank, 145 meriam dan lima pesawat terbang milik Soviet. Mereka mengaku hanya kehilangan 10 unit Tiger II selama kurun waktu 18 Januari-8 Februari 1945.
Selanjutnya mereka bergabung dengan III Panzerkorps untuk mendukung Operasi Fruhlingserwachen pada bulan Maret. Namun kembali terpukul mundur hingga ke Wina dan terlibat dalam Pertempuran Wina pada bulan April. Akhirnya, kekalahan demi kekalahan membuat detasemen frustasi. Pada 8 Mei 1945, sembilan unit Tiger II terpaksa mereka hancurkan sebelum keesokan harinya menyerah pada pasukan Amerika di dekat Linz.

101st SS Heavy Panzer Detachment

Detasemen 101 merupakan detasemen unggulan dari pasukan SS. Detasemen ini diciptakan pada tanggal 19 Juli 1943 sebagai bagian dari I. SS Panzerkorps-. Tidak seperti detasemen milik AD, dalam detasemen milik pasukan SS ini dua Tiger digabungkan dengan 13 tank jenis lain.

Detasemen gabungan ini pertama kali dikirim ke Front Italia pada 23 Agustus 1943 dan bertahan di sana hingga pertengahan Oktober. Dua tank kemudian dikirim ke Front Timur dan sisanya tetap bertahan di Front Barat. Untuk mengantisipasi invasi Sekutu di Eropa Barat, anggota detasemen yang sebelumnya bertugas di Front Timur ditarik ke Front Barat. Pada awal Juni 1944, detasemen ini ditempatkan di Beauvais, Prancis arah barat laut. Saat itu, elemen detasemen sudah sepenuhnya Tiger. Terdiri dari 45 Tiger di mana 37 unit siap operasi dan sisanya dalam kondisi perbaikan.

Saat D-Day digelar, detasemen ini langsung bergerak ke arah Normandia dan membombardir wilayah pendaratan musuh. Kanon 88 mm terbukti ampuh menghambat gerak maju pasukan sekutu. Setelah bertempur berminggu-minggu dengan gagah berani, detasemen ini kehilangan 15 dari 45 Tiger dalam Battle of Villers Bocage pada 5 Juli 1944.

Sisa pasukan tank ini kemudian ditarik mundur dan diperbarui dengan bergabungnya King Tiger. Ketika muncul lagi di Normandia pada awal Agustus, lagi-lagi nasibnya tertimpa sial. Pasukan sekutu terlalu banyak dan tangguh. Akibatnya, 25 Tiger terpaksa menyerah. Sisanya masih bertempur dengan hebat walaupun akhirnya terpaksa ikut dalam gelombang pengunduran din pasukan Jerman dari Prancis.

Akhirnya pada September 1944, detasemen ini dirombak total. Semua unsur ternpur diganti dengan Tiger II. Pada tanggal 22 di bulan yang sama, bahkan nama detasemen diubah menjadi Schwere Panzer Abteilung 501.



Tanggapan Indonesian Reenactors Untuk Pemberitaan di Metro TV



Oleh: Ostuf Permadi (Ketua IDR)

 Tampaknya komentar telah DIEDIT sedikit oleh Editor. Bunyi seharusnya seperti ini:

"Kami menyesalkan kurang bijaknya Ahmad Dhani dalam menggunakan seragam yang memiliki nilai historis untuk kepentingan FASHION. Harusnya Dhani memilih seragam militer yang "AMAN" seperti militer AS.. bukannya malah menggunakan militer Nazi yang akhirnya menjadi BLUNDER yang malah bisa merugikan capres yang ia dukung. kami sendiri sebagai PEGIAT SEJARAH mementingkan otentisitas & akurasi dalam berimpresi, misal: impresi Jerman yang paling cocok untuk orang Indonesia adalah impresi tentara pangkat PRAJURIT, karena memang dulu ada orang Indonesia yang menjadi sukarelawan di militer Nazi."

Berita di Metro TV sendiri (linknya DISINI) berbunyi sbb:

Tindakan Ahmad Dhani mengenakan seragam ala Nazi pada video klip 'Indonesia Bangkit' disayangkan oleh Indonesian Reenactors.

Indonesian Reenactors adalah komunitas penggemar kostum tentara dan pereka ulang sejarah. Mereka menggemari segala perlengkapan militer, terutama tentara Jerman pada periode Perang Dunia II.

Ketua Indonesian Reenactors Permadi Aryawirasmara berpendapat, Dhani sepertinya tidak mempertimbangkan nilai sejarah yang ada pada seragam militer yang ia kenakan pada video klip dukungan terhadap capres nomor urut 1, Prabowo Subianto.

"Sikap kami sebagai komunitas pegiat sejarah dan kolektor adalah menyesalkan penyalahgunaan seragam bernilai sejarah oleh Ahmad Dhani untuk kepentingan fesyen," ujar Permadi kepada Metrotvnews.com, Rabu (25/6/2014).

Para kolekor seragam bersejarah, khususnya seragam militer, sangat mementingkan keaslian dan keakurasian seragam yang dimilikinya.

Permadi bercerita, pernah ada tentara Indonesia yang diutus ke Jerman dan hanya memakai seragam prajurit. Sehingga, jika orang Indonesia ingin memakai seragam Nazi, hanya diperkenankan memakai seragam berpangkat prajurit saja. Sedangkan, Dhani memakai seragam yang sama dengan petinggi Nazi.

Seragam ala Nazi mudah diperoleh di Indonesia. Terdapat beberapa situs penjualan online yang menawarkan ragam seragam militer bersejarah. "Saya tidak tahu Dhani bikin khusus atau pesan impor. Tapi memang ada dijual di situs-situs online," tuturnya.


Sumber :
www.facebook.com



Wednesday, June 25, 2014

Foto Tokoh Third Reich Peraih Marineverwundetenabzeichen (Naval Wound Badge) Perang Dunia Pertama



 -----------------------------------------------------------------------------

KRIEGSMARINE

Admiral Johannes Bachmann (22 Maret 1890 - 2 April 1945) bergabung dengan Kaiserliche Marine tanggal 1 April 1909 dan bertugas di kapal-kapal perang yang dipunyai Jerman seperti "Freya" dan Gneisenau", juga kapal torpedo "G 8" dan "V 130". Seusai Perang Dunia Pertama Bachmann menjadi perwira di unit artileri pantai sebelum dilempar kembali ke barisan kapal perang (Hamburg, Nymph, Karlsruhe, Ostsee, dan Emden). Pada tanggal 1 Februari 1943 dia ditunjuk sebagai Kommandierender Admiral "Atlantikküste", dan ini menjadi jabatan terakhirnya karena tak lama setelahnya, tanggal 31 Mei 1943, Bachmann pensiun. Dia dianugerahi Deutsches Kreuz in Silber tanggal 5 Maret 1943 sebagai Admiral dan Marinebefehlshaber Westfrankreich. Bachmann gugur dalam pertempuran di dekat Willebadessen/Warburg pada tanggal 2 April 1945 (entah apa sebabnya dia masih ikut mengangkat senjata walaupun sudah pensiun!) dan jenazahnya kemudian dikebumikan di Königswinter-Ittenbach. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse dan I.Klasse; Marineverwundetenabzeichen in Schwarz; Ritterkreuz II. Klasse des Königlich Sächsischer Albrechtsordens mit Schwertern; Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918; Wehrmacht-Dienstauszeichnung IV. bis I. Klasse; 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse dan I.Klasse; serta Kriegsverdienstkreuz II.Klasse dan I.Klasse mit Schwertern



Generaladmiral Hermann Boehm (18 Januari 1884 - 11 April 1972)


 
Vizeadmiral Heinrich Hanke (16 Desember 1890 - 23 April 1945)

  -----------------------------------------------------------------------------

LUFTWAFFE

Generalleutnant Walter Friedensburg (6 Januari 1889 - 22 Maret 1959)


 
Generalleutnant Herbert Olbrich (1 Juli 1897 - 29 Oktober 1976) mengenakan medali berornamen jangkar dan pedang di seragamnya. Medali tersebut berasal dari era Perang Dunia Pertama dan mempunyai nama resmi "Verwundetenabzeichen für Angehörige der Marine" (Medali Luka untuk Personel Angkatan Laut), atau yang lebih dikenal dengan nama "Marineverwundetenabzeichen" (Medali Luka Angkatan Laut). Dalam kancah Perang Dunia I sendiri, pihak militer Jerman mengeluarkan dua jenis Verwundetenabzeichen (Medali Luka): yang pertama adalah untuk anggota Angkatan darat dan pasukan Kolonial, sementara yang kedua adalah untuk anggota Angkatan Laut



Sumber :
www.antique-photos.com

www.forum.axishistory.com

www.geocities.com