Thursday, December 24, 2009

SS-Oberführer Oskar Dirlewanger (1895-1945), Pemimpin Pasukan Yang Anggotanya Kriminal Paling Sadis dan Penghuni Rumah Sakit Jiwa!

Anggota Brigade Dirlewanger


 SS-Oberführer der Reserve Dr. Oskar Dirlewanger (26 September 1895 - 7 Juni 1945) adalah komandan unit hukuman "Dirlewanger" yang terkenal dengan kebengisannya dalam Perang Dunia II. Dia adalah mantan sukarelawan Jerman dalam Perang Saudara Spanyol dan mendapatkan tiga medali sebagai penghargaan atas partisipasinya tersebut: Spanienkreuz in Silber mit Schwertern, Medalla de la Campaña de España, dan Cruz de Guerra de España. Di Spanyol dia bergabung dengan Legion Condor periode pertama bulan April-September 1937, pada awalnya untuk menghindari hukuman penjara yang menantinya karena kasus pelecehan seksual terhadap gadis berusia 14 tahun! Kasus ini (ditambah dengan kasus-kasus lainnya) membuat dia dicopot dari NSDAP dan dicabut gelar kesarjanaannya. Tapi kemudian Dirlewanger menunjukkan kemampuannya di medan pertempuran sehingga masa tugasnya kemudian diperpanjang dari bulan Juli 1938 sampai Mei 1939, dan dia kembali pulang ke Jerman sebagai pahlawan!

Simbol 36. Waffen-Grenadier-Division der SS, divisi SS yang cikal bakalnya adalah Brigade Dirlewanger


Brigade Dirlewanger sedang beraksi dalam Pemberontakan Ghetto Warsawa


Laporan tentang apa yang telah dilakukan oleh Oskar Dirlewanger dan pasukannya dalam Pemberontakan Warsawa tahun 1944


Oskar Dirlewanger ketika tertangkap oleh pasukan Prancis dan Polandia pada tanggal 7 Mei 1945. Tidak nampak tanda-tanda bahwa manusia inilah yang bertanggung jawab atas tewasnya 120.000 orang manusia, yang ada adalah tipikal orang baru keluar dari rumah sakit, wajah kuyu dan badan lemes!


Setelah pembantaian di Warsawa yang tidak tanggung-tanggung, unit Brigade Dirlewanger menjadi tertutup dari dunia luar, sampai-sampai anggotanya merasa perlu untuk memakai topeng demi menyembunyikan identitas mereka!


Oskar Dirlewanger sebagai seorang SS-Oberführer


Tawanan perang Heer dan Waffen-SS di tahun 1945. Prajurit di tengah tampaknya berasal dari Brigade Dirlewanger yang terkenal kekejamannya!


-->
Oleh : Alif Rafik Khan
Dalam hampir semua peperangan, kita dihadapkan pada kebrutalan yang tak terperikan (kecuali pada masa Islam, khususnya era Muhammad SAW dan Khulafaur Rasyidin). Di dalam zaman kejayaannya, pasukan Mongol meninggalkan jejak kematian dan kehancuran yang menyeluruh dan seakan tak mengenal arti kata ‘kemanusiaan’. Ratusan kota telah hilang dari peta karenanya, dan apakah kita bisa mengingat bahkan salah satunya?
Bila kita beranggapan bahwa hal-hal seperti itu hanya terjadi di zaman dulu kala, masa dimana belum ada Konvensi Jenewa ataupun hukum internasional, maka anggapan tersebut adalah salah besar. Karena di blog ini hanya memfokuskan pada Perang Dunia II, khususnya pihak Nazi Jerman, maka kita pun akan membahas di seputar itu. di medan perang Pasifik, Unit super-rahasia 721 bentukan Angkatan Darat Jepang kini menjadi subyek dari penemuan-penemuan baru yang mengungkapkan kebarbarannya. Di benua Eropa pun lusinan unit-unit NKVD Soviet telah terbukti melakukan kejahatan-kejahatan perang, dan itu hanyalah sebagian kecil saja yang terungkap. Semua ini bisa dibilang hanya setitik upil saja, bila dibandingkan dengan pembantaian-pembantaian yang telah dilakukan oleh unit komando khusus yang dipimpin oleh mantan dokter SS Oskar Dirlewanger, dan dinamakan pula atas namanya. Unit tersebut dibentuk dari kriminal-kriminal kelas paus yang diberi pilihan untuk membusuk di kamp konsentrasi atau bertugas di gerombolan Dirlewanger. Tentu saja kebanyakan (bahkan mungkin semua dari mereka) memutuskan untuk bergabung dengan Dirlewanger, dan yang terjadi kemudian adalah bagaikan penghuni rumah sakit jiwa yang diberikan kebebasan untuk melakukan apa pun yang mereka mau! Ini bukanlah sekedar metafora semata, karena terbukti bahwa banyak dari anggota Dirlewanger direkrut dari rumah sakit jiwa tempat menampung manusia-manusia luar biasa ‘sakit’ yang telah melakukan kejahatan yang patut diganjar oleh hukuman mati sebelumnya! Dari kompi kecil dengan anggota hanya 84 orang, unit ini membengkak menjadi berkekuatan satu divisi penuh dengan 6.000 orang.
Komandannya pun bisa dibilang sama ‘sakit’-nya, diketahui merupakan mantan penyiksa anak dan pemerkosa kelas berat. Hanya tugas militerlah yang berhasil menyelamatkan karir manusia satu ini dari kamp konsentrasi. Pada akhirnya, diketahui bahwa Dirlewanger begitu paranoid ketika diserahi tugas komando, dan biasa mengeluarkan perintah-perintah super-ekstrim sekaligus memberlakukan disiplin ketat yang khas bagi anggota pasukan barbarnya. Tanpa ragu dia akan memerintahkan eksekusi pada anak buahnya yang dianggap melanggar disiplin. Bagusnya, Dirlewanger jauh dari kata pengecut, karena dia seringkali memimpin pasukannya dari depan ketika bertempur, sehingga tak jarang terluka karenanya. Ketika ditugasi melakukan operasi ‘hukuman’, maka disinilah Dirlewanger menunjukkan aksi favoritnya : penghancuran brutal tanpa kenal ampun, yang berakibat ratusan ribu orang meregang nyawa atas perintahnya. Untuk hal ini pun Dirlewanger tidak hanya berdiam diri dan main tunjuk, karena dia pun secara pribadi ikut serta dalam ‘orgy’ dengan melakukan pembantaian pribadi. Bisa dibilang bahwa tak terhitung orang yang membenci luar biasa manusia satu ini, bahkan sesama koleganya di unit Wehrmacht lain. Ketika perang berakhir dia tertangkap ketika sedang berada di rumah sakit. Sudah pasti hanya hukuman mati yang pantas untuknya, tapi hal itu ternyata tidak kesampaian karena kemudian Dirlewanger keburu mati. Bagaimana bisa terjadi? Seperti apa kisah hidupnya sehingga dia terbentuk menjadi apa yang kita tahu sekarang? OK, siap-siaplah ternganga!
Oskar Dirlewanger dilahirkan ke dunia pada tanggal 26 September 1895. Di luar dari cap brutal yang melekat erat padanya, sesungguhnyalah dia adalah manusia yang cerdas dan juga pemberani (sampai kepada tahap nekad). Dia lahir dari keluarga kelas menengah di wilayah Schwaban zaman Kekaisaran Jerman. Setelah sempat mengenyam bangku kuliah, Dirlewanger kemudian mendaftarkan diri menjadi anggota militer ketika Perang Dunia I pecah, dengan pangkat pertama sebagai Leutnant der Reserve. Dua kali dia terluka dan dua kali pula dia menerima Eiserne Kreuz. Dalam masa pasca perang yang membingungkan ketika Pemerintahan Weimar berkuasa, dia tetap melanjutkan tugasnya sebagai seorang prajurit di banyak brigade jalanan Freikorps yang bermunculan sampai dengan akhir tahun 1920. sempat pula dia menyelesaikan pendidikan pasca-sarjananya, dan kemudian menjadi profesor bidang ilmu politik. Pada tahun 1923 dia bergabung dengan NSDAP (Partai Nazi), hanya untuk dikeluarkan beberapa saat sesudahnya karena ketahuan menabrakkan mobil staff ketika sedang asyik merayu seorang wanita muda! Bertahun-tahun kemudian, Dirlewanger bergabung kembali dengan Partai Nazi.
Kepribadian buruk Dirlewanger muncul kembali ke permukaan pada tahun 1934 ketika dia didakwa melakukan penyiksaan pada wanita muda lainnya. Karena kasus ini dia menjadi bangkrut, kehilangan karir yang telah susah payah dibangunnya dan harus menghabiskan dua tahun masa tahanan. Ketika sedang berada di Dachau dia menghubungi teman lamanya ketika di Angkatan Darat dulu yang kini menduduki posisi penting di SS, sehingga mendapat keringanan dikeluarkan dari kamp sebelum waktunya, dengan syarat bergabung dengan sukarelawan Condor Legion yang sedang berperang di Spanyol. Disana dia terluka sampai tiga kali dan dikembalikan ke Jerman ketika unit itu dibubarkan pada tahun 1939. untuk menghargai usaha-usahanya, Dirlewanger mendapatkan keanggotaan SS sebagai seorang Untersturmführer. Sifatnya yang begitu buruk dan menjijikkan (bahkan dengan standar SS sekalipun!) membuat manusia ini dianggap tak lebih dari seorang makhluk berderajat rendah. Pada bulan Juni 1940, ketika timbul usulan untuk membentuk unit yang khusus melakukan operasi anti-partisan yang angota-anggotanya adalah kriminal dan penjahat yang sedang ditahan, nama Dirlewanger menjadi urutan teratas! Dari 2000 orang calon anggota, yang kemudian terpilih hanyalah 84 orang saja. Untuk menambal kekurangannya, Dirlewanger diperintahkan untuk merekrut anggota tambahan dari orang-orang hukuman dari divisi Waffen-SS. Pada bulan Juli unit ini mulai mendapat nama panggilan berdasarkan nama komandannya, SS-Sonderkommando Dirlewanger, dan berkekuatan kurang lebih 300 orang. Unit ini dikirim ke Front Timur, dan tak lama sudah menggemparkan lingkaran dalam komando Wehrmacht dengan kebrutalan-kebrutalan tanpa ampun yang dilakukannya! Bulan September, dan unit ini berkembang menjadi sebuah batalion, untuk kemudian mekar kembali menjadi berkekuatan tiga resimen batalion tahun 1943. karena dirasa masih kekurangan anggota, para petugas perekrut Dirlewanger merambah setiap kamp konsentrasi, penjara, rumah sakit jiwa, dan setiap tempat-tempat paling hitam di seluruh wilayah kekuasaan Nazi Jerman. Tidak usah ditanyakan lagi jadinya manusia-manusia seperti apa yang kemudian bergabung dengan grup ini. Dalam pertempuran-pertempuran yang telah dilakoninya (1940-1945), Dirlewanger selalu memimpin para pasukan kriminalnya dari depan sehingga tercatat telah terluka sampai tujuh kali! Dia menerima Spange untuk Eiserne Kreuz kelas keduanya pada tanggal 24 Mei 1942, dan untuk kelas pertamanya tanggal 16 September 1942. tanggal 16 Februari 1945 brigade itu dirubah namanya menjadi 36. Waffen-Grenadier-Division der SS. Meskipun diupgrade statusnya menjadi setingkat divisi, kekuatan manusianya tak pernah di atas Brigade. Dirlewanger sendiri tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk menjadi komandan dari divisinya sendiri...
Pada tanggal 15 Februari dia terluka parah dalam pertempuran untuk yang keduabelaskalinya (sarap!). Oskar Dirlewanger terpaksa menghabiskan waktu di rumah sakit Althausen, Bavaria, untuk pemulihan dari luka-lukanya sampai dengan akhir perang. Tanggal 1 Juni 1945, Pasukan pendudukan Prancis menggunakan tentara Polandia yang bertugas di wilayahnya untuk menyeret Dirlewanger ke penjara Althausen. Disana dia mendapat penyiksaan dahsyat selama berhari-hari, lebih dikarenakan karena dendam membara orang-orang Polandia itu yang tahu bahwa Dirlewanger termasuk salah satu orang yang paling bertanggung jawab atas banyaknya pembantaian di Polandia, terutama sewaktu pemberontakan Ghetto Warsawa tahun 1944. Meskipun sebelumnya telah selamat dari banyak luka yang dideritanya, kali ini Dirlewanger menyerah pada takdir, dan ajal menjemputnya sewaktu sedang “asyik” disiksa pada malam tanggal 4-5 Juni. Informasi kematiannya tidak langsung keluar, sehingga banyak menimbulkan spekulasi di luaran, sebagiannya begitu fantastis sehingga sulit untuk dipercaya bahkan bagi orang yang tidak tahu sekalipun. Ada yang bilang bahwa dia direkrut oleh Legiun Asing Prancis dan ikut bertempur di Dien Bien Phu, ada yang mengaku melihatnya di Paraguay sedang mengajar di akademi militer, ada juga yang yakin bahwa dia telah menjadi penasihat bagi diktator Mesir Jenderal Mohammed Naguib yang didukung CIA. Akhirnya semua spekulasi ini berakhir juga ketika sisa-sisa jenazahnya yang telah terkubur digali dan diidentifikasi ulang tahun 1960. Pada akhirnya, jiwanya yang tidak pernah tenang dikuburkan kembali disana dengan batu nisan yang bertanda terang.
Sekarang kita fokus pada pasukan komando yang dibentuk oleh Oskar Dirlewanger dan dinamakan atas namanya...
Yang jadi pertanyaan kemudian adalah, alasan apa yang diambil oleh SS sehingga dirasa perlu untuk memasukkan manusia-manusia “setengah manusia” ini ke dalam jajaran mereka yang sebelumnya disebut-sebut sebagai pasukan elit? Salah satu yang paling jelas adalah karena mereka merasa bahwa orang-orang ini bila dilatih dengan benar dapat pula menjadi seorang petarung yang sama tangguhnya dengan prajurit biasa, bahkan lebih. Sebagian besar dari mereka telah terbiasa menggunakan senapan kala berburu dan juga ahli dalam pertukangan kayu, suatu keahlian yang dianggap amat penting dalam operasi-operasi pengintaian dan anti-partisan. Tanggal 15 Juni 1940 dibentuklah Wilddiebkommando Oranienburg (Komando Pemburu Gelap). Tanggal 1 Juli 1940, unit ini telah mempunyai 84 anggota awal.
Makin kesini, unit ini makin dipenuhi oleh para terhukum kriminal militer yang berasal dari apa yang dinamakan sebagai Batalion Hukuman 999 dan Kamp Penjara Militer SS di Matzlau dekat Danzig (sekarang bernama Gdansk di Polandia). Ini adalah prajurit-prajurit yang didakwa telah melakukan penjarahan, perkelahian atas sesama dan semacamnya. Di luaran sih mereka secara resmi diberitakan telah ‘direhabilitasi’, meskipun pada kenyataannya mereka malah lebih bebas lagi di bawah arahan Dirlewanger, diperbolehkan untuk melanjutkan ‘bakat’ kriminil mereka tanpa harus takut mendapat hukuman! Desersi merupakan hal biasa karena pada umumnya, orang-orang seperti mereka paling anti dikekang. Begitu parahnya taraf kewarasan mereka, sehingga beberapa di antaranya dimasukkan ke dalam kurungan sementara kawan-kawan lainnya bertempur, dengan alasan bahwa mereka sama sekali tidak bisa diandalkan! Setelah berita menyebar tentang adanya unit ‘ajaib’ ini, ratusan penghuni kamp konsentrasi mendaftarkan diri secara sukarela. Tahun 1941 anggotanya telah mencapai 700 orang, dan langsung dikirim untuk melakukan operasi anti-partisan di wilayah jajahan Polandia.
Unit ini bisa seenaknya karena mereka hanya tunduk pada perintah langsung dari Heinrich Himmler, panglima SS. Selama masa tugasnya di Polandia, unit ini terlibat dalam banyak kasus korupsi, penjarahan, pemerkosaan, pembantaian tanpa pandang bulu, dan pemukulan atas tawanan yang berlebihan. Gubernur Militer Jerman di wilayah itu, General der Infanterie Friedrich-Wilhelm Krüger, sampai begitu jijiknya melihat perilaku Dirlewanger dan anakbuahnya sehingga memerintahkan mereka diusir dari Polandia dan dipindahkan ke Rusia. Performanya di tempat barunya ini bukannya membaik, melainkan malah semakin brutal saja. Dari musim panas tahun 1942 sampai dengan musim panas tahun 1944 pasukan Dirlewanger bermarkas di Logoisk (sekarang Belarusia). Batalion ini berpartisipasi dalam operasi-operasi hukuman anti-partisan yang dinamakan “May-bug”, “Nordsee”, “Karlsbad”, “Frida”, “Horgnung”, “Jacob”, “Magic Flute”, “Kottbus”, “Günter”, “German” dan lainnya. Dalam operasi-operasi ini, tidak kurang dari 200 buah desa rusia dihancurkan oleh Brigade Dirlewanger, dan lebih dari 120.000 orang penduduknya dibantai. Ketika bertugas di Rusia ini, rekrutan baru pasukan Dirlewanger diambil dari seluruh sistem penjara Nazi dan termasuk pula para homoseks, tahanan politik (komunis, sosialis, unionis, dan anarkis yang berharao bisa membelot ke pihak musuh yaitu Soviet), pasien-pasien dari rumah sakit jiwa, dan manusia-manusia ‘tidak bermutu’ lainnya yang dianggap gagal dan tidak pantas masuk ketentaraan biasa yang terkenal dengan kedisiplinannya.
Batalion ini menggelembung tiga kali lipat dan dinamakan ulang SS-Sonderregiment Dirlewanger. Dalam bulan Mei 1943, syarat masuk resimen ini lebih ‘diperketat’ lagi dengan mencakup semua jenis kriminil, termasuk mereka yang dijatuhi dakwaan kelas berat. Lima ratus orang manusia jenis ini (pelaku kejahatan seksual, pembunuhan, pembakaran rumah dengan disengaja) lulus sensor dan bergabung dengan Dirlewanger. Tanggal 30 Desember 1943, Dirlewanger dan pasukannya mendapat pukulan mematikan ketika pasukan Soviet menghancurleburkan mereka dalam sebuah pertempuran, dan hanya menyisakan 200 orang yang masih tersisa. Himmler buru-buru menariknya dari garis depan dan mereparasi ulang unit ini sehingga kekuatannya menyembul kembali ke jumlah 2000 orang. Seperti biasa, ketika ditugaskan kembali di garis depan dia melaksanakan tugas spesialisasinya yaitu anti-partisan. Bulan Juni 1944, kembali Dirlewanger dan pasukannya dihantam puting beliung pasukan Soviet sehingga jumlahnya menyusut menjadi tinggal setengahnya. Balik lagi buat di-refresh, Dirlewanger dikirim kembali di bulan Juli, kali ini dengan tujuan Warsawa untuk memadamkan pemberontakan para Yahudi di Ghetto sana. Dalam pertempuran super-brutal yang kemudian terjadi, tinta sejarah mencatat ‘prestasi’ terbesar unit ini, yaitu pembantaian tanpa kenal ampun seluruh pemberontak Yahudi dan Polandia di distrik Wola, dengan jumlah akhir mencapai puluhan ribu mayat yang bergelimpangan di jalanan! Penambahan personil masih berlangsung, dan kini anggotanya (biasaa, pelaku kriminal dan penghuni rumah sakit jiwa) telah setaraf dengan kekuatan sebuah brigade (4000 orang) dan dinamakan ulang SS-Sonderbrigade Dirlewanger. Mereka bertempur melawan pemberontakan di Slovakia pada bulan Oktober 1944, kemudian dipindahkan ke garis depan di Hungaria. Disana terbuktilah betapa super rendahnya moral divisi ini, ketika banyak anggotanya yang merupakan mantan tahanan politik membelot secara besar-besaran ke pihak Soviet. Betapa bodohnya mereka! Mengira bahwa Tentara Merah akan menerimanya dengan tangan terbuka, merangkul dan berkata “kamerad”. Yang ada adalah, setelah melucuti para anggota pasukan yang berkhianat ini, pasukan Soviet membawa mereka ke tempat sepi dan mengeksekusi semuanya, tanpa ampun! Ini sesuai dengan kebijakan politik Stalin di akhir perang yang bersumpah tidak akan menerima tawanan yang berasal dari SS, apalagi yang berasal dari unit ‘sengetop’ Brigade Dirlewanger, apapun alasannya.
Bulan Februari 1945 dibuat rencana untuk mengembangkan Brigade ini ke status divisi, tapi sebelum sempat terealisasi mereka keburu dikirim ke utara garis Oder untuk mencegah gerak maju pasukan Soviet. Namanya sih tetap berubah seperti rencana semula, menjadi 36. Waffen-Grenadier-Division der SS. Untuk memimpin divisi ini, dipilihlah mantan komandan dari 4. SS-Polizei-Division yang namanya telah tercoreng akibat dari perbuatannya sendiri, SS-Brigadeführer Fritz Schmedes. Lho, Dirlewangernya kemana? Seperti disebutkan sebelumnya, Dirlewanger dikirim ke rumah sakit gara-gara terluka parah dalam pertempuran, luka nomor 12 yang dideritanya! Kali ini anggota unit ini tidak melulu berasal dari kriminil atau orang gila saja, karena mencakup pula prajurit biasa termasuk komponen Pioniere dan Panzerjäger berat. Tanggal 16 April 1945, unit ini kocar-kacir dihantam pasukan Soviet yang baru saja melancarkan ofensif terbarunya. Desersi terjadi dimana-mana, dan ketika Schmedes berusaha mati-matian untuk mengumpulkan kembali anak buahnya yang masih tersisa, dia menemukan dengan terkejut bahwa memang tak ada lagi yang masih tersisa! Bayangkan saja, dalam kekacauan yang kemudian terjadi, sampai-sampai para anggota Resimen ke-73 mencincang komandannya sendiri, yaitu ‘si menjijikkan’ SS-Sturmbannführer Ewald Ehlers, mantan komandan kamp konsentrasi Dachau!
Segelintir anggota unit ini membubarkan diri di sebelah selatan Magdeburg dan kemudian berusaha dengan segala cara untuk mencapai posisi Sekutu Barat. Kebanyakan dari anggota Dirlewanger menemui ajal di tangan tim eksekutor Soviet. Untungnya, Schmedes dan staf komandonya berhasil mencapai garis Sekutu dan menyerahkan diri ke tangan pasukan Amerika pada tanggal 3 Mei 1945.
Ironisnya, nama ‘besar’ unit ini tidak berakhir sampai disini saja. Hari ini kelompok skinhead Neo-Nazi Swedia menamakan dirinya dengan Dirlewanger, termasuk juga mengadopsi lambang khas Divisi SS ke-36 yaitu granat yang bersilang.

 Promosi:
SS-Obersturmführer: 1 Juli 1940 (bergabung di Waffen-SS dengan pangkat itu)
SS-Hauptsturmführer: 1 Agustus 1940
SS-Sturmbannführer: 9 November 1941
SS-Obersturmbannführer: 12 Mei 1943
SS-Standartenführer: 19 Maret 1944
SS-Oberführer: 12 Agustus 1944

Medali dan Penghargaan:
1914 Eisernes Kreuz II. Klasse: 28 Agustus 1914
Goldene Württembergische Tapferkeitsmedaille: 4 Oktober 1915
1914 Eisernes Kreuz I. Klasse: 13 Juli 1916
Verwundetenabzeichen in Schwarz: Perang Dunia Pertama (tanggal tidak diketahui)
Ehrenkreuz für Frontkämpfer: ?
Spanienkreuz in Silber mit Schwertern: ?
1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II. Klasse: 24 Mei 1942

Infanterie-Sturmabzeichen in Silber: ?
1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz I. Klasse: 16 September 1942

Deutsches Kreuz in Gold: 5 Desember 1943
Nahkampfspange in Bronze: ?
Verwundetenabzeichen in Gold: ?
Tapferkeitsauszeichnung für Angehörige der Ostvölker 1. Klasse in Silber: ?
Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes: 30 September 1944



Sumber :
www.en.wikipedia.org
www.thedarkpaladin.com
www.fotosmilitares.org
www.histoquiz-contemporain.com
www.holocaustresearchproject.org
www.forosegundaguerra.com
www.wehrmacht-awards.com

No comments: